Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank umum masih berharap mampu mencetak laba di tengah tingginya potensi restrukturisasi kredit dan kemungkinan penurunan pendapatan pada tahun ini akibat pandemi COVID-19.
PT Bank Pan Indonesia Tbk. misalnya, menyatakan perseroan akan mengupayakan perolehan laba dapat tetap tumbuh positif hingga akhir tahun.
Menurut Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo, pembentukan laba pada awal tahun ini masih positif karena program restrukturisasi yang belum terlalu masif dilakukan.
“Potensi restrukturisasi ke depan memang akan tinggi, tetapi kami akan tetap berharap dan mengupayakan laba tetap tumbuh positif,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/4/2020).
Adapun, berdasarkan laporan publikasi Februari 2020 emiten berkode PNBN itu, laba bersih perseroan masih tumbuh positif meski kredit dan aset turun.
Herwidayatmo mengatakan perseroan akan mencari alternatif pendapatan dari fee based income, meskipun saluran ini relative terbatas. Peseroan juga akan melakukan restrukturisasi secara konservatif untuk menjaga keberlangungan bisnis fungsi intermediasinya.
Baca Juga
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Bank Mayapada International Tbk. Hariyono Tjahjarijadi mengakui kinerja pembentukan labanya sudah mulai tertekan pada awal tahun ini.
Hariyono menyebutkan, meskipun persereroan membukukan rugi pada dua bulan pertama tahun ini, pihaknya masih berharap masih dapat memperoleh laba pada akhir 2020.
“Iya memang sudah kami rasakan demikian juga dengan semua bank. Soal profitabilitas memang tertekan. Hanya saja kami masih menunggu laporan kuartal pertama. Kami harap masih bisa membukukan laba,” katanya Rabu (8/4/2020).
Sebagai informasi, laporan publikasi per Februari 2020 emiten berkode MAYA ini mencatatkan rugi Rp211 miliar, turun dari periode sama tahun lalu yang masih tercatat untung.
Dia menyebutkan epidemi akibat virus corona merupakan kondisi yang tak dapat terhindarkan. Perseroan hanya fokus pada penjagaan kepercayaan nasabah dan debitur dan berharap epidemi ini dapat ditanggulangi lebih cepat.
Sementara itu, Ketua Bidang Pengkajian dan pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan perolehan laba bank diperkirakan masih akan positif pada kuartal I/2020, bahkan hingga bulan April 2020.
Namun, tekanan penurunan pendapatan akibat restrukturisasi kredit akan mulai terasa mulai kuartal kedua tahun ini.
"Laba masih akan positif pada awal tahun. Sampai bulan April 2020, saya lihat masih akan normal karena pendapatan bunga masih belum terpangkas dalam," katanya, Rabu (8/4/2020).
Hanya saja, Aviliani memprediksi pembentukan laba perbankan tidak akan mampu menyaingi tahun lalu. Pasalnya, selain pendapatan bunga, fee based income juga sudah terlihat melemah pada kuartal kedua tahun ini, baik dari nasabah individual maupun korporasi.
"Kartu kredit tak banyak lagi di pakai. Fee based income dari letter of credit atau tagihan-tagihan korporasi lainnya juga mulai melemah. Kalau tahun lalu laba industri perbankan masih bisa tumbuh sekitar 4 persen, tahun ini akan lebih rendah atau bahkan turun," katanya.
CATATAN REDAKSI
Judul berita semula Terdampak COVID-19, Profit Bank Panin dan Mayapada Mulai Tertekan menjadi Awal 2020: Profit Bank Panin Masih Positif, Mayapada Mulai Tertekan. Revisi ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dengan isi berita. Terima Kasih