Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja kartu kredit diperkirakan akan tertekan pada tahun ini seiring dengan penurunan konsumsi leisure dari debitur.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, penyaluran kredit bank umum yang ditarik lewat kartu pada Januari 2020 tercatat sebesar Rp85,70 triliun, naik 6,74 persen secara tahunan. Rasio kredit bermasalah mengalami penurunan 32 basis poin (year-on-year/yoy) menjadi 2,23 persen.
Adapun, dari data Bank Indonesia, nilai transaksi kartu kredit per Februari 2020 tercatat Rp25,87 triliun, tumbuh tipis 0,21% yoy. Sementara itu, volume transaksinya tercatat 27 juta, hanya naik 3,52% yoy.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebutkan bisnis kartu kredit akan sulit untuk tumbuh progresif tahun ini. Pasalnya konsumsi masyarakat secara keseluruhan, termasuk kelas menengah atas, turun cukup drastis.
“Kalau kondisi ekonomi seperti ini, penggunaan kartu kredit tidak akan menjadi prioritas. Kebutuhan leisure yang menjadi motor kinerja kartu kredit tertahan tahun ini,” katanya, Selasa (14/4/2020).
Meski demikian, Piter memperkirakan kualitas kartu kredit masih akan terjaga karena debitur pengguna kartu kredit memiliki pendapatan tetap.
Baca Juga
Menurutnya, perbankan hanya perlu menjaga optimisme debiturnya ini agar momentum perbaikan bisnis dapat diserap maksimal setelah epidemi COVID-19 berakhir.