Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Covid-19 Belum Berakhir, Bank Dinilai Wajar Promo KPR

Pemberian promo kredit pemilikan rumah (KPR) dinilai wajar dilakukan, meskipun di tengah pandemi Covid-19 daya beli masyarakat menurun.
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberian promo kredit pemilikan rumah (KPR) dinilai wajar dilakukan, meskipun di tengah pandemi Covid-19 daya beli masyarakat menurun.

Berdasarkan analisis uang beredar Bank Indonesia, kredit properti pada April 2020 kembali mengalami perlambatan pertumbuhan dari 7,4 persen secara year on year (yoy) pada Maret 2020 menjadi 6,5 persen (yoy) pada April 2020.

Perlambatan pertumbuhan kredit properti disebabkan oleh melambatnya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) maupun kredit pemilikan apartemen (KPA), kredit real estate, dan kredit konstruksi.

Pertumbuhan kredit KPR maupun KPA melambat dari 6,6 persen (yoy) pada Maret 2020 menjadi 5,4 persen (yoy) pada April 2020. Kredit konstruksi tercatat melambat dari 8,8 persen (yoy) pada Maret 2020 menjadi 8,0 persen (yoy) pada April 2020, terutama pada konstruksi jalanan tol.

Sementara itu, kredit real estate melambat dari 7,2 persen (yoy) menjadi 6,9 persen (yoy) pada April 2020, terutama pada kredit real estate perumahan flat atau apartemen.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan KPR adalah kredit yang menguntungkan bagi bank dan potensinya besar. Meskipun saat ini permintaannya melambat karena pandemi Covid-19, tetapi risikonya relatif masih terukur dan manageable.

Apalagi, sebagai kredit invidual, analisis penyaluran KPR lebih sederhana sepanjang bank melakukannya dengan hati-hati.

“Saya kira wajar bila bank tetap mempromosikan kredit KPR, yang penting bank tetap berhati-hati dan melakukan analisis kredit secara berhati-hati dalam penyalurannya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (3/6/2020).

Dia mengakui, kebutuhan akan rumah memang meningkat tetapi daya beli mengikuti siklus ekonomi. Adanya pandemi Covid-19 telah membuat daya beli masyarakat menurun. Hal ini membuat bank sulit menjadikan KPR sebagai sektor andalan di tengah pandemi Covid-19.

Penyaluran KPR biasanya mengikuti naik turunnya perekonomian yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi. “Permasalahannya kredit KPR kan sedang melambat karena permintaannya yang turun.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper