Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja bank umum tertekan akibat pandemi Covid-19 yang tercermin dari perolehan laba bersih secara industri merosot 27,61 persen secara tahunan (year on year) per September 2020.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia OJK per September 2020, penurunan laba terdalam dialami BUSN non devisa dan BUMN. Laba yang tertekan juga terjadi pada BUSN devisa, bank asing, dan campuran. Adapun, pertumbuhan laba positif masih dialami Bank Pembangunan Daerah (BPD). (lihat tabel)
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menerangkan nasabah BPD mayoritas merupakan ASN dan jenis kreditnya terutama kredit konsumsi.
Di saat pandemi nasabah ASN relatif tidak terdampak, sehingga tidak banyak dilakukan restrukturisasi atau kreditnya tetap lancar. Dengan begitu, keuntungan BPD masih dapat bertahan tumbuh.
Berbeda dengan bank nonBPD yang utamanya menyalurkan kredit produktif kepada korporasi. Pandemi berdampak besar terhadap sektor usaha sehingga bank-bank harus melakukan restrukturisasi atau kreditnya menjadi macet.
Di samping itu, pertumbuhan kredit juga terhenti dan menurun. Hal ini berdampak pada perolehan laba yang juga menurun.