Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Puluhan Ribu Orang jadi Korban Penipuan AI, Wajah dan Suara Dipakai Tarik Uang

OJK ungkap 70.000 laporan penipuan AI pada 2025, gunakan wajah dan suara palsu untuk tipu korban. Waspadai permintaan uang mencurigakan dari 'orang dikenal'.
Ilustrasi penipuan online melalui sambungan telepon. / dok Freepik
Ilustrasi penipuan online melalui sambungan telepon. / dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan atau OJK buka suara bahwa terdapat puluhan ribu laporan soal penipuan keuangan dengan penggunaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence. Wajah hingga suara, seperti foto dan video digunakan oknum penipu untuk meraup uang haram.

Anggota Dewan Komisioner serta Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK menjelaskan bahwa sejak awal tahun hingga 29 Juli 2025, OJK menerima lebih dari 70.000 laporan terkait penipuan dengan menggunakan artificial intelligence (AI).

Rinciannya, sebanyak 39.108 laporan terkait dengan jual beli online. Lalu terdapat 20.628 laporan penipu yang menelepon dan mengaku pihak lain alias fake call, serta 14.533 laporan terkait penipuan investasi.

"Artificial intelligence atau AI ini memiliki potensi penyalahgunaan yang sangat besar, yang pertama untuk membuat tiruan suara atau voice cloning, kemudian membuat tiruan wajah atau deep fake, dengan tujuan tentunya untuk menipu supaya terlihat meyakinkan, terdengar meyakinkan, sehingga membuat orang yang menjadi korban lengah atau tertipu untuk melakukan transfer dan lain-lain," ujar Friderica dalam konferensi pers hasil RDK OJK, Senin (4/8/2025).

Teknologi AI memungkinkan para penipu atau scammer untuk merekam dan meniru suara seseorang. Nantinya, penipu mengaku sebagai teman atau keluarga lalu menghubungi calon korban seolah-olah mengenal mereka. Adanya media sosial memudahkan pelaku untuk mencari foto, video, maupun suara seseorang yang kenal dengan korban.

Tiruan wajah pun bisa dengan mudah dibuat dengan AI. Sayangnya, teknologi itu memungkinkan pelaku membuat video palsu yang menirukan wajah dan ekspresi seseorang, bahkan menurut Friderica bisa sangat akurat.

"Video ini dapat digunakan untuk meyakinkan korban bahwa mereka ini sedang berkomunikasi dengan orang dimaksud, jadi mereka percaya ... Jika menerima permintaan yang tidak biasa, terutama permintaan yang berhubungan dengan uang, karena pasti ujung-ujungnya uang," ujarnya.

Dia mengimbau agar masyarakat terus menjaga kerahasiaan informasi dan data pribadi. Lalu, selalu hati-hati terhadap video maupun suara yang tidak lazim, meskipun mengaku dari orang yang dikenal.

Secara keseluruhan, OJK menjalankan 268.908 layanan bagi konsumen hingga pertengahan Juli 2025. Sebanyak 24.975 di antaranya merupakan pengaduan di Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK).

Sebanyak 9.487 pengaduan terkait dengan perbankan, lalu 9.367 pengaduan terkait fintech (termasuk pinjol), 4.995 pengaduan terkait multifinance, 795 pengaduan terkait asuransi, lalu 332 pengaduan dari sektor lainnya.

OJK menyelesaikan 89,61% dari total pengaduan itu melalui internal dispute resolution PUJK. Sisa 10,39% lainnya disebut sedang dalam proses penyelesaian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro