Bisnis.com, JAKARTA — Premi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked terus mengalami penurunan. Sementara itu, perolehan premi tradisional di industri asuransi jiwa terus naik.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan bahwa premi unit-linked per semester I/2025 mencapai Rp32,4 triliun. Angka ini turun 11,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp36,68 triliun.
“Pendapatan premi yang berasal dari produk asuransi jiwa unit-linked, produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi, tercatat sebanyak Rp32,4 triliun turun 11% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon dalam konferensi pers di Kantor AAJI, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Penurunan tersebut sedikit mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan semester I/2024, ketika perolehan premi unit-linked turun 13,8% (year on year/YoY) dari Rp42,56 triliun.
AAJI mencatat bahwa perolehan premi asuransi tradisional per semester I/2025 mencapai Rp55,2 triliun, tumbuh 6,5% (YoY) dari Rp51,81 triliun. Laju pertumbuhannya memang tidak sebesar pada semester I/2024, ketika perolehan premi asuransi tradisional naik 18,6% (YoY) dari Rp43,68 triliun pada semester I/2023.
Budi pun menyebut bahwa pada semester I/2025 pendapatan premi di industri asuransi jiwa masih didominasi oleh produk tradisional. Namun, dia menekankan di beberapa negara Asia hal ini memang lumrah terjadi.
Baca Juga
“Sebagai perbandingan, di beberapa negara Asia yang penetrasi asuransinya sudah tinggi, porsi produk asuransi jiwa tradisional memang relatif lebih besar, mencapai sekitar 80% atau lebih dari total keseluruhan premi,” tegas Direktur Utama IFG Life tersebut.
Lebih jauh, dia mengklaim bahwa saat ini industri asuransi jiwa di Indonesia sudah memasuki titik stabilitas yang baru. Ini ditunjukkan dengan diversifikasi produk yang ditawarkan kepada para pemegang polis.
Sebagai informasi, AAJI pun mencatat total pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp87,6 triliun pada semester I/2025. Angka ini turun tipis 1% (YoY) dari Rp88,49 triliun.