Bisnis.com, JAKARTA – Neobank atau bank digital menjadi sebuah fenomena baru pada ekosistem layanan keuangan di Indonesia. Kemunculan neobank tersebut diharapkan dapat menjadi game changer karena menggunakan teknologi dan memberikan layanan yang efisien.
Ada beberapa contoh kesuksesan neobank atau bank digital dari berbagai negara yang dapat menjadi cerminan industri serupa di Indonesia agar dapat bertahan, seiring dengan ramainya persaingan di bisnis bank digital.
Salah satunya adalah milik Alibaba, Ant Group melalu platform bernama MyBank yang berdiri sejak 2015. Hingga saat ini, pengguna aktif dari Ant Group mencapai 51 persen dari populasi China. Adapun valuasi Ant Group diperkirakan mencapai US$120 miliar.
Salah satu kunci kesuksesan Ant Group tersebut penggunaan teknologi dan data yang masif untuk membangun alternatif credit scoring sehingga mampu melayani 16 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di China dengan capaian non-performing loan (NPL) 1 persen.
Contoh lainnya, adalah KakaoBank dari Korea Selatan. Kakao didirikan pada 2010 dan memiliki neobank yang bernama KakaoBank yang berdiri sejak 2016.
Pengguna aktif dari KakaoBank saat ini mencapai 25 persen dari populasi Korea Selatan dan memiliki kapital market sebesar 33,16 triliun won atau setara dengan US$28 miliar. Sejak go public atau IPO pada Agustus 2021, KakaoBank memiliki valuasi sekitar US$28 miliar.