Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membukukan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp7,77 triliun sepanjang periode 1 Januari - 30 September 2021.
Perolehan laba perseroan naik sekitar Rp3,4 triliun atau 79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, per September 2020, BNI mencatat laba secara konsolidasian sebesar Rp4,34 triliun.
Sementara secara individual, BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,66 triliun atau tumbuh 96 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis dalam Harian Bisnis Indonesia pada Senin (25/10/2021), kenaikan laba bersih secara konsolidasi tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 7,52 persen secara yoy, dari Rp26,6 triliun per September 2020 menjadi Rp28,6 triliun per September 2021.
Adapun jumlah kredit yang diberikan secara konsolidasian mencapai Rp50,64 triliun atau tumbuh 3.16 persen secara ytd. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) turun 1,60 persen secara ytd. Penurunan DPK terutama disumbang dari simpanan tabungan dan deposito masing-masing 10 persen dan 5,79 persen.
Total aset per September 2021 tercatat sebesar Rp919,45 triliun, atau naik 3.15 persen dari total aset akhir tahun lalu sebesar Rp891,34 triliun.
Adapun rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit/LDR) dari 83,11 persen menjadi 85,14 persen. BNI juga mencatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross mengalami kenaikan dari 3,56 persen menjadi 3,81 persen. Sedangkan, NPL net naik dari 0,53 persen menjadi 0,90 persen.
Baca Juga
Seiring dengan kenaikan rasio NPL, cadangan kerugian nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif BNI meningkat dari 5,61 persen menjadi 6,50 persen.
Kemudian, kewajiban penyediaan modal minimum (capital adequacy ratio/CAR) tumbuh sebesar 3,15 persen pada periode ini, dari 16,75 persen menjadi 19,90 persen.
Adapun untuk margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dan BOPO, BNI mencatatkan rasio masing-masing sebesar 4,76 persen dan 80,47 persen.