Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNII) menyambut baik inisiasi pemerintah untuk meningkatkan porsi minimum pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga 30 persen pada 2024.
Adapun untuk saat ini, rata-rata penyaluran kredit kepada sektor UMKM masih berada di kisaran 18 persen terhadap total kredit nasional. Sementara itu, hingga September 2021, total kredit kepada sektor UMKM mencapai Rp1.051 triliun.
Corporate Secretary BNI Mucharom menyatakan, di tengah pandemi Covid-19, perseroan semakin agresif mengoptimalkan segmen UMKM.
“Selain untuk membantu pemulihan, BNI juga aktif menyalurkan pembiayaan untuk mendukung percepatan pemulihan sekaligus ekspansi kinerja segmen UMKM,” kata Mucharom ketika dihubungi Bisnis, Jumat (12/11/2021).
Bank dengan kode emiten BBNI ini memiliki tugas untuk mengoptimalkan ceruk pasar global. Sebagai wujud komitmen dalam mendukung UMKM, BNI sendiri telah memiliki program BNI Xpora yang ditujukan bagi pelaku UMKM. Bukan hanya untuk pemulihan, tetapi lebih agresif meningkatkan kinerja dengan menembus pasar ekspor.
Sebelumnya, BNI menggandeng platform lokapasar atau marketplace Shopee untuk membuka pintu bagi pelaku UKM agar lebih mudah mengekspor produk-produknya ke berbagai negara.
Baca Juga
Dengan adanya program ini memungkinkan terbukanya akses pasar ke Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, serta ke Brasil bagi sekitar 10.000 UKM yang terdaftar di dalam Program Ekspor Shopee-BNI.
Tak berhenti di sana, BNI juga memberikan bimbingan dan membantu mencarikan partner atau solusi bagi para eksportir pemula.
“Strategi pada segmen UMKM pun diintegrasikan dengan program insentif pajak pemerintah KUR, yang dapat meringankan beban pembiayaan pelaku UMKM,” lanjutnya.
Adapun, sektor yang menjadi andalan BNI di tengah masa pandemi Covid-19 antara lain manufaktur produk-produk kerajinan tangan, kayu, dan tekstil.
“Selain itu, ada juga sektor ekonomi perdagangan dan pertanian untuk sawit dan porang,” tutupnya.