Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Acuan AS Diproyeksi Naik di Kuartal III/2022, Bagaimana Suku Bunga Acuan BI?

BI menyampaikan kebijakan suku bunga tidak mengacu pada kenaikan FFR, melainkan oleh kondisi domestik, terutama tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, mengumumkan akan mempercepat pengurangan pembelian aset atau tapering. the Fed pun bersiap menaikkan suku bunga secepatnya setelah mengakhiri kebijakan tapering.

Menanggapi hal ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan the Fed akan lebih cepat mengurangi pembelian aset pada Januari 2022.

Kondisi ini disebabkan oleh tingkat inflasi yang sudah meningkat tinggi, di atas sasaran inflasi the Fed 2 persen. Diperkirakan, tingkat inflasi AS juga akan tetap tinggi pada 2022.

Kemudian, tingkat pengangguran di AS terus mengalami penurunan, uang didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.

Lebih lanjut, menurut Perry, kenaikan Federal Funds Rate (FFR) baru akan dinaikkan setelah tapering off berakhir.

“Kemungkinan FFR akan naik sekali di kuartal III atau IV, tapi bacaan pasar dua kali, baru akan mulai di Juni 2022 mendatang,” katanya, Kamis (16/12/2021).

Sementara itu, Perry mengatakan kebijakan suku bunga tidak mengacu pada kenaikan FFR, melainkan oleh kondisi domestik, terutama tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Jangan kemudian buat konklusi kalau FFR naik, BI rate naik, tidaklah benar. Kita akan mulai dari pengurangan likuiditas secara bertahap dan keputusan BI Rate akan sangat ditentukan oleh perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Dia menyampaikan, tingkat inflasi Indonesia saat ini masih rendah. Pada 2022 pun, tingkat inflasi diperkirakan tetap rendah pada kisaran 2 hingga 4 persen.

Menurutnya, kebijakan suku bunga rendah juga masih diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2022.

“BI akan menempuh kebijakan suku bunga rendah 3,5 persen sampai ada tanda-tanda awal kenaikan inflasi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper