Bisnis.com, JAKARTA — Aset PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) secara konsolidasi turun 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp192,23 triliun per Desember 2021. Merujuk laporan keuangan publikasi bank, kredit yang disalurkan Danamon secara konsolidasi turun 4,05 persen yoy menjadi Rp98,26 triliun.
Pada periode yang sama piutang pembiayaan konsumen merosot 13,03 persen yoy menjadi 21,32 triliun. Merujuk laporan bank, hanya pembiayaan syariah yang tumbuh sepanjang 2021, yakni naik 12,22 persen yoy menjadi Rp7,84 triliun.
Director of Finance Danamon Muljono Tjandra mengatakan perseroan mengalami pertumbuhan pada kredit enterprise banking yang terdiri dari segmen perbankan, korporasi, komersialisasi dan institusi keuangan sebesar 6,2 persen dibandingkan dengan 2020, sehingga mencapai Rp58,2 triliun pada 2021.
“Pertumbuhan tersebut didukung oleh kolaborasi yang berkesinambungan dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), dan fokus pada perusahaan blue chip dan perusahaan BUMN,” kata Muljono dalam konferensi virtual, Rabu (16/2/2022).
Selain kredit, dari sisi aset, obligasi pemerintah efek yang dibeli dengan janji dijual kembali juga mengalami penurunan dari Rp12,12 triliun, menjadi Rp3,3 triliun pada 2021.
Sementara itu, dari sisi laba, BDMN membukukan pertumbuhan sebesar 56 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp1,6 triliun. Kendati pendapatan bunga turun 11,63 persen yoy menjadi Rp17,74 triliun, beban bunga bank merosot lebih tajam atau -37,12 persen dari Rp6,36 triliun pada 2020 menjadi Rp4 triliun pada tahun lalu.
Dengan demikian pendapatan bunga bersih bank masih dapat tumbuh 0,17 persen menjadi Rp13,73 triliun.