Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga: Total Aset Asuransi dan Dana Pensiun Kurang dari 20 Persen tehadap PDB pada 2020

Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan dana pensiun yang dimiliki Malaysia dan Singapura, dimana masing-masing total aset asuransi dan dana pensiun mencapai 60 persen hingga 85 persen dari PDB negara tersebut.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan paparan saat Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/12/2021). /Antara Foto-Muhammad Adimaja
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan paparan saat Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/12/2021). /Antara Foto-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, total aset asuransi dan dana pensiun kurang dari 20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) di 2020.

Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan dana pensiun yang dimiliki Malaysia dan Singapura, dimana masing-masing total aset asuransi dan dana pensiun mencapai 60–85 persen dari PDB negara tersebut.

Oleh karena itu, menurut Airlangga, potensi dari sektor dana pensiun itu sangat tinggi dan juga ruang tumbuh untuk sektor asuransi juga sangat penting penyerapannya.

Airlangga juga berharap Indonesia dapat mencapai target yang sama dengan Malaysia.

"Di Indonesia itu adalah yang paling rendah di kawasan dan kami berharap bahwa kita bisa mencapai target seperti Malaysia paling tidak di kawasan ini," kata Airlangga dalam Indonesia Financial Group International Conference 2022 di Jakarta, Senin (30/5/2022).

Di lain sisi, Airlangga menyoroti pentingnya asuransi dan dana pensiun untuk sektor finansial dan juga pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.

Selama pandemi Covid-19 misalnya, sektor asuransi memberikan peranan penting dalam mendukung penurunan angka kasus Covid-19. Beberapa diantaranya, dengan adanya klaim asuransi yang tinggi dan dukungan dari pemerintah melalui budget nasional.

Sektor asuransi juga memberikan peranan penting bagi mitigasi perbankan,kredit, fasilitas asuransi dan trade credit insurance, sekitar 60 persen di 2020.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai praktik tata kelola yang baik dan peningkatan kompentensi SDM di industri asuransi perlu diperbaiki untuk meningkatkan penetrasi pasar.

Dia mengatakan, dalam beberapa kasus, tata kelola yang buruk dari manajemen perusahaan asuransi yang mengarah pada dilanggarnya peraturan yang berlaku telah menciptakan risiko bagi peserta.

"Beberapa pelanggaran tersebut mengarah kepada perusahaan asuransi tidak bisa bayar klaim dan itu jelas menciptakan tambahan persepsi risiko," ujar Sri Mulyani dalam IFG International Conference 2022, Senin (30/5/2022).

Tantangan lain untuk meningkatkan penetrasi industri asuransi adalah kurangnya SDM dan profesional yang kompeten. Sri Mulyani menyontohkan, tenaga  di Indonesia terbilang masih rendah dibandingkan negara-negara di Asean.

Padahal aktuaris memiliki peran penting di industri asuransi untuk mengelola keberlanjutan bisnis dan mendesain produk asuransi yang sesuai dengan profil aset dan liabilitas perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper