Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re Benny Waworuntu memastikan kesehatan keuangan perseroan masih terjaga, meski mengalami penurunan kinerja sepanjang 2021.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Indonesia Re 2021, perseroan tercatat membukukan rugi bersih senilai Rp517,86 miliar. Sementara itu, tahun sebelumnya perseroan mengantongi laba bersih senilai Rp104,05 miliar.
Benny menuturkan, kerugian yang dibukukan tersebut lantaran perseroan melakukan pencadangan teknis agar keberlanjutan bisnis lebih terjaga. Adapun, pencadangan diperlukan agar dapat menghadapi potensi klaim besar di masa mendatang.
"Kami lakukan pencadangan yang lebih baik sehingga angka secara bottom line turun, tapi secara sustainability bisnis lebih aman," ujar Benny kepada Bisnis, dikutip Kamis (9/6/2022).
Ia juga menegaskan bahwa perseroan masih cukup sehat, meski rasio pencapaian solvabilitas perseroan tercatat mengalami penurunan menjadi 145,38 persen di 2021, dari sebelumnya sebesar 214,9 persen di 2020.
"Kami dengan RBC [risk based capital] 145 persen cukup sehat, walau turun tetapi masih di atas RBC minimum yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, Benny menuturkan bahwa dalam 1-2 tahun terakhir ini, bisnis asuransi kredit cukup membuat goncangan yang signifikan terhadap industri sehingga memerlukan adanya mitigasi risiko. Dia menilai disiplin pencadangan perusahaan asuransi dan reasuransi juga menjadi penting. Indonesia Re yang juga memiliki portofolio asuransi kredit akan fokus melakukan pencadangan agar siap menghadapi potensi klaim yang besar di masa mendatang.
"Ke depan kami memang betul-betul menempatkan cadangan jadi fokus kami walaupun memang secara profit and loss kami agak terganggu karena kami harus menempatkan cadangan yang cukup besar. Lebih baik begitu daripada nanti laba naik, tapi ketika terjadi klaim-klaim besar-besaran kami kena hit lebih dalam lagi," katanya.