Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan masih meningkat secara bertahap seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat. Kendati demikian, perekonomian dalam negeri dibayangi risiko global.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan ekonomi domestik diperkirakan didorong beberapa sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat, sedangkan sebagian lainnya masih membutuhkan waktu untuk pulih ke level sebelum pandemi Covid-19.
“Menjelang berakhirnya ketentuan relaksasi kredit restrukturisasi dari OJK tahun depan, bank masih akan menyalurkan kredit secara selektif dan menambah pencadangan dengan kondisi portofolio eksisting,” tulis LPS dalam laporan likuiditas bulanan, dikutip Senin (10/10/2022).
Di sisi lain, LPS mengingatkan bahwa peningkatan permintaan kredit akan menjadi tantangan bagi bank dalam mengelola likuiditasnya sehingga tetap menjaga pertumbuhan kredit yang sehat.
Sampai dengan Agustus 2022, OJK mencatat kredit perbankan tumbuh relatif stabil sebesar 10,62 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh jenis kredit modal kerja, yang naik 12,19 persen yoy.
Selaras dengan hal itu, sejumlah perbankan tercatat masih gencar mengucurkan kredit. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI, misalnya, baru saja menyalurkan kredit modal kerja kepada PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. atau ZYRX senilai Rp243,7 miliar.