Bisnis.com, JAKARTA - Tantangan asuransi umum di Tanah Air tidak mudah. Untuk bertumbuh, para direksi dan komisaris harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan mengelola risiko. Saat yang sama, persaingan semakin ketat mengingat jumlah perusahaan asuransi yang mencapai puluhan.
Di tengah tantangan itu, bagaimana Ricky S. Natapradja, Direktur PT Asuransi Rama Satria Wibawa melihat industri asuransi umum ke depan? Bagaimana pula langkah Asuransi Rama Satria Wibawa bersaing dalam era baru asuransi yang semakin mengadopsi teknologi? Berikut kutipan wawancara Rika Anggraeni dan Anggara Pernando pertengahan November 2022.
Bagaimana melihat industri asuransi umum pada 2023?
Proyeksi insurance market pada tahun depan cukup prospektif. Kami cukup optimis melihat pertumbuhan bisnis ke depan. Seiring dengan GDP tahun ini tumbuh menjadi Rp4.900 triliun, berarti growth-nya sekitar 5,44 persen, itu positif sign. Apalagi jika melihat perbandingan ini dengan sebelum pandemi. Artinya ini semua sektor sudah kembali operating as best as possible in the new normal condition lagi atau lebih bagus dari normal lagi. Bisa dilihat dari volume wisatawan, pesawat full, tempat wisata full, pusat perbelanjaan full, sepertinya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sudah kembali normal lagi.
Seiring dengan hal itu, bisnis insurance seharusnya sangat prospektif. Perusahaan-perusahaan yang tadinya budget untuk insurance premium agak diperkecil saat kondisi puncuknya pandemi sekarang mulai kembali lagi kepada as it was before pandemic, dan mungkin banyak sekarang yang lebih risk management aware dan ingin mengalihkan risiko kepada asuransi.
Tahun depan bisa tumbuh berapa bisnis asuransi umum?