Bisnis.com, JAKARTA — Bank berusia 167 tahun, Credit Suisse tengah berjuang untuk bertahan agar tidak jatuh dalam krisis perbankan yang dimulai oleh SVB di Amerika Serikat. Di tengah upaya pemenuhan likuiditas, di pasar saham investor terus melepas kepemilikannya hingga membawa harga anjlok ke level terendah sepanjang masa.
Melansir dari Reuters, Minggu (19/3/2023), para puncak manajemen bank yang beroperasi lintas negara itu tengah menyusun strategi untuk keluar dari tekanan pasar keuangan dengan dipimpin oleh Chief Financial Officer Credit Suisse Group AG (CSGN.S) Dixit Joshi.
Akhir pekan lalu, untuk menenangkan pasar akan likuiditas perusahaan, Bank Sentral Swiss telah menginjeksi Credit Suisse sebesar US$54 miliar atau sekitar Rp833 triliun. Injeksi yang dilakukan untuk mencegah kemerosotan saham dan obligasi yang dapat menyeret krisis perbankan global.
Lalu bagaimanakan perjalanan panjang Credit Suisse Group selama 167 tahun? Apakah bank yang berbasis di Zurich, Swiss itu sebelumnya pernah di restrukturisasi atau memiliki serangkaian skandal, kerugian, dan manajemen pergolakan.
1856
Politisi dan pemimpin bisnis Alfred Escher mendirikan Schweizerische Kreditanstalt (SKA) untuk membiayai perluasan jaringan kereta api dan mempromosikan industrialisasi Swiss.
Baca Juga
1870
SKA membuka kantor perwakilan asing pertama di New York.
1876
Bank pindah ke kantor pusat baru di Zurich's Paradeplatz; cabang pertamanya di luar Zurich dibuka di Basel hampir tiga dekade kemudian.
1934
First Boston menjadi bank investasi publik pertama di Amerika Serikat.
1939
SKA mendirikan Swiss American Corporation (New York) untuk fokus pada bisnis underwriting dan investasi.
1962
SKA mengambil alih White, Weld and Co AG di Zurich dari bank investasi A.S. White Weld, dan menamainya Clariden Finanz AG.
1964
SKA mendapat lisensi sebagai full-service bank di New York.
1977
Skandal pencucian uang Chiasso Affair menyebabkan kerugian bersejarah dan memacu transisi bank ke grup keuangan internasional.
1982
SKA menjadi bank Swiss pertama di New York Stock Exchange melalui unit SASI; CS Holding didirikan sebagai anak perusahaan SKA untuk memegang saham di perusahaan industri.
1988
CS Holding membeli 45 persen saham di First Boston sebagai bagian dari kesepakatan penyelamatan, dan menamainya CS First Boston; keduanya pertama kali terhubung satu dekade sebelumnya untuk beroperasi di pasar obligasi London.
1989
CS Holding menjadi perusahaan induk grup SKA.
1990
Grup mengambil saham pengendali di bank investasi AS CS First Boston dan membeli Bank Leu, sebuah bank swasta Swiss.
1993
Grup tersebut membeli Volksbank, bank terbesar keempat di Swiss, dan setahun kemudian membeli Neue Aargauer Bank.
1997
Reorganisasi mengubah CS Holding menjadi Credit Suisse Group dan menghapus nama SKA, juga membeli perusahaan asuransi Winterthur, untuk dijadikan mitra strategis.
1999
Grup tersebut membeli bisnis manajemen aset Warburg, Pincus & Co, diikuti dengan pembelian firma Wall Street Donaldson, Lufkin & Jenrette (DLJ) setahun kemudian.
2002
Sebuah reorganisasi menciptakan dua unit, yaitu Credit Suisse Financial Services dan Credit Suisse First Boston. 2 tahun kemudian terbagi menjadi tiga unit dengan menambahkan Winterthur.
2005
Credit Suisse dan CSFB bergabung dan berhenti menggunakan nama merek Credit Suisse First Boston.
2006
Grup tersebut melepaskan Winterthur ke perusahaan asuransi Prancis AXA.
2007
Grup ini menggabungkan empat unit perbankan swasta dan perusahaan perdagangan sekuritas ke dalam Clariden Leu.
2007/2008
Bank selamat dari krisis keuangan global tanpa perlu bailout negara, tidak seperti UBS.
2012
Grup tersebut menyerap Clariden Leu serta menggabungkan perbankan swasta dan manajemen aset menjadi satu divisi.
2013
Grup tersebut membeli bisnis manajemen kekayaan Morgan Stanley di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
2015
Grup tersebut di bawah CEO Tidjane Thiam menjadi tiga unit manajemen kekayaan yang didukung oleh dua divisi perbankan investasi.
2020
Pada Februari, skandal operasi pengawasan rahasia bank menyebabkan kepergian Thiam.
Pada Maret, dana investasi AS Archegos meledak, membebani Credit Suisse dengan kerugian US$5,5 miliar.
Pada bulan yang sama, ia harus membekukan US$10 miliar dana keuangan rantai pasokan yang terkait dengan pemodal Inggris Greensill Capital yang bangkrut, yang telah dipasarkannya kepada klien sebagai produk berisiko rendah.
2021
Antonio Horta-Osorio mengundurkan diri sebagai ketua kurang dari sembilan bulan setelah bergabung dengan bank, setelah melanggar aturan karantina Covid-19. Alex Lehmann menggantikannya.
Juli 2022
Bank menunjuk ahli restrukturisasi Ulrich Koerner sebagai CEO untuk menggantikan Thomas Gottstein dan mengumumkan tinjauan strategis lainnya.
Oktober 2022
Mengumumkan rencana menyeluruh untuk memfokuskan kembali pada perbankan bagi orang kaya, termasuk penggalangan modal sebesar 4 miliar franc Swiss (US$4 miliar), pengurangan jumlah karyawan sebesar 9.000 pekerjaan pada akhir tahun 2025, dan memisahkan bank investasinya untuk mendirikan CS First Boston.
Saudi National Bank mengatakan akan membeli saham dengan memberikan saham sebanyak 9,9 persen.
Maret 2023
Laporan tahunan Credit Suisse 2022 mengidentifikasi "kelemahan material" dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Bank juga mengatakan arus keluar pelanggan telah stabil tetapi "belum berbalik".
Saham bank Swiss tersebut turun sebanyak 30 persen setelah pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan lebih banyak dukungan karena kendala peraturan.
Credit Suisse mendapatkan bantuan sebesar $54 miliar dari bank sentral Swiss untuk menopang likuiditas, bank global besar pertama yang mendapatkan dana darurat sejak krisis keuangan tahun 2008.
Otoritas Swiss memberikan jaminan bahwa Credit Suisse telah memenuhi "persyaratan modal dan likuiditas yang dikenakan pada bank-bank penting secara sistemik".
Setidaknya empat bank besar, termasuk Societe Generale SA dan Deutsche Bank AG, sedang membatasi perdagangan baru yang melibatkan Credit Suisse atau sekuritasnya, menurut lima sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut.
Adapun, Kepala keuangan Credit Suisse Dixit Joshi dan timnya akan mengadakan pertemuan selama akhir pekan untuk menilai skenario strategis bank.