Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA 20 EMITEN BUMN: Pendapatan Melambat 4,09%

Tahun ini tampaknya menjadi periode yang kurang menggembirakan bagi emiten pelat merah akibat pertumbuhan pendapatan hanya mencapai 9,83%, lebih lambat 4,09% dibandingkan sebelumnya 13,92% secara agregat.
Kantor pusat Antam. Emiten yang mengalami kemerosotan pertumbuhan pendapat teringgi/Bisnis
Kantor pusat Antam. Emiten yang mengalami kemerosotan pertumbuhan pendapat teringgi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Tahun ini tampaknya menjadi periode yang kurang menggembirakan bagi emiten pelat merah akibat pertumbuhan pendapatan hanya mencapai 9,83%, lebih lambat 4,09% dibandingkan sebelumnya 13,92% secara agregat.

Menurut data BUMN yang diperoleh Bisnis, Rabu (5/11/2014), sebanyak 20 emiten badan usaha milik negara (BUMN), tercatat 17 perusahaan persero mampu membukukan pendapatan yang masih positif hingga kuartal III/2014. Sedangkan 3 emiten BUMN harus menelan kemerosotan raihan pendapatan secara tahunan.

Meski jumlah emiten yang membukukan penurunan pendapatan pada tahun ini menurun dari periode yang sama pada 2013 yang mencapai 5 emiten, tetapi secara rerata keseluruhan, pertumbuhan pendapatan terbilang lebih lambat tahun ini.

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. tercatat menjadi jawara sebagai emiten yang memiliki kemerosotan pertumbuhan tertinggi. Pendapatan Antam merosot 34% menjadi Rp5,81 triliun per 30 September 2014 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp8,8 triliun dan Rp7,13 triliun pada 2012.

Posisi teratas peraih pertumbuhan pendapatan dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencapai 29,66% year on year. BRI meraup pendapatan Rp52,89 triliun dari sebelumnya Rp40,49 triliun.

Dari sisi perolehan laba bersih, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. tercatat menjadi emiten yang terus terpuruk dengan kerugian kian membengkak. Kerugian KRAS bahkan meroket 1.064% menjadi US$117,47 juta setara dengan Rp1,4 triliun pada kuartal III/2014 dari sebelumnya US$10 juta.

Pada periode tersebut, pendapatan bersih KRAS tercatat mencapai US$1,36 miliar, merosot bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$1,57 miliar. Namun sebagai catatan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. hingga Senin (3/11) belum melaporkan rilis kinerja triwulanan.

PT Timah (Persero) Tbk. menempati posisi teratas pada pertumbuhan laba bersih tahun ini sebesar 132,41% y-o-y. Sembilan bulan pertama 2014, TINS membukukan laba Rp327,72 miliar dari sebelumnya Rp141,01 miliar.

Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih TINS merosot tajam hingga 61,88% dari Rp369,91 miliar. Pendapatan TINS juga kembali positif, tumbuh 20,78% dari sebelumnya anjlok 39,93%.

Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS mengatakan hingga kuartal III/2014, perseroan mampu meraup pendapatan Rp4,35 triliun, naik 20,78% dari periode yang sama tahun lalu Rp3,6 triliun.

Tri Hartono, Sekretaris Perusahaan Antam, mengungkapkan penurunan harga komoditas dan regulasi pemerintah yang melarang ekspor mineral mentah menjadi penekan utama terhadap kinerja perseroan tahun ini. Kedua hal tersebut membuat Antam membukukan rugi bersih Rp563,9 miliar, anjlok 262% dari sebelumnya laba Rp347,99 miliar.

"Kinerja finansial Antam juga tertekan dari komponen yang bersifat non operasional seperti penyesuaian nilai investasi di PT Nusa Halmahera Minerals dan kerugian PT Indonesia Chemical Alimina," ungkapnya pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper