Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semen Indonesia (SMGR): Kinerja 2014 Terendah Dalam 4 Tahun Terakhir

Pertumbuhan kinerja perusahaan semen milik negara, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) pada 2014 tercatat paling rendah dalam 4 tahun terakhir.
Semen Indonesia/Bisnis
Semen Indonesia/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--- Pertumbuhan kinerja perusahaan semen milik negara, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) pada 2014 tercatat paling rendah dalam 4 tahun terakhir karena sejumlah faktor seperti peningkatan biaya operasional dan permintaan semen.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Selasa (3/3), SMGR membukukan pendapatan Rp26,98 triliun pada 2014 atau tumbuh 10,14% dibandingkan dengan Rp24,5 triliun pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan pada 2013 yang mencapai 25%, pada 2012 (19,6%) dan pada 2011 (14,1%).

Pada 2014, pertumbuhan pendapatan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan beban pokok penjualan yang mencapai 13,5%.

Melambatnya pertumbuhan pendapatan itu juga diikuti perlambatan pertumbuhan laba bersih. Pada tahun lalu, laba bersih tahun berjalan yang dibukukan SMGR mencapai Rp5,57 triliun atau meningkat 4,09% dibandingkan dengan Rp5,35 triliun pada 2013.

Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada 2013 yang mencapai 8,68%, pada 2012 (24,5%) dan pada 2011 (8,08%).

Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengatakan sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan antara lain kenaikan tarif dasar listrik dan peningkatan biaya transportasi akibat penaikan harga bahan bakar minyak pada 2014.

Pada tahun lalu, sambung Agung, terjadi peningkatan TDL sebesar 64%.

“Di cost structure kami, biaya listrik sampai 17%-18%. Pada tahun-tahun sebelumnya padahal cuma 11%,” kata Agung kepada Bisnis, Selasa (3/3/2015).

Selain itu, peningkatan biaya transportasi mencapai 20% pada tahun lalu.

Perseroan mengeluarkan biaya cukup besar untuk mengangkut semen dari atau ke pelabuhan di berbagai daerah Indonesia.

“Sedangkan laba mengalami penurunan karena ada penyusutan di proyek-proyek besar, misalnya power plant di Semen Tonasa. Selain itu ada juga pembayaran beban bunga di Semen Padang,” kata Agung.

Tahun ini, perusahaan akan melakukan efisiensi guna menekan biaya. Terkait penggunaan BBM, perusahaan mengaku tidak menggunakan BBM bersubsidi sejak beberapa tahun terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper