Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI (BBNI) Andalkan Pendapatan Non Bunga untuk Dongkrak Pertumbuhan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengandalkan pendapatan non bunga atau fee based income untuk menopang pertumbuhan perseroan ke depan.
ATM Bank BNI/JIBI-Rahmatullah
ATM Bank BNI/JIBI-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengandalkan pendapatan non bunga atau fee based income untuk menopang pertumbuhan perseroan ke depan.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan fee based income dari sektor bancassurance akan menjadi penopang utama. Salah satu upaya yang diambil perseroan untuk meningkatkan bisnis bancassurance adalah menggandeng perusahaan asuransi asal Jepang Sumitomo Life sebagai pemegang saham anak usahanya BNI Life.

"Fee based income ke depan akan ditopang bancassurance, tahun kemarin kan kami gandeng perusahaan dari Jepang. Selain dari bancassurance, e-channel dan trade finance juga menjadi andalan kami," ucapnya dalam paparan kinerja kuartal I/2015 di Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Lebih lanjut, Baiquni menyebutkan pertumbuhan fee based income emiten berkode saham BBNI ini sebesar 20% hingga 22%. Pada kuartal pertama tahun ini pendapatan non bunga perseroan mencapai Rp2,94 triliun atau naik 23,8% dari pendapatan yang dicapai pada kuartal I tahun lalu (year-on-year) senilai Rp2,37 triliun.

Penaikan pendapatan non bunga ini turut menyumbangkan pertumbuhan laba bersih BNI yang mencapai Rp2,82 triliun atau mengalami pertumbuhan 17,7%. Laba bersih perseroan pada tiga bulan pertama tahun lalu senilai Rp2,39 triliun.

"Selain ditopang oleh peningkatan fee based income, pertumbuhan laba bersih BNI juga ditopang oleh penaikan pendapatan bunga bersih dan penaikan penyaluran kredit," katanya.

Pendapatan bunga bersih BNI pada kuartal I tahun ini meningkat 15,3% dari Rp5,29 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp6,10 triliun. Dari segi penyaluran kredit BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,1% dari Rp247,12 triliun menjadi Rp269,51 triliun.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp305,15 triliun atau tumbuh 11,4% secara year-on-year.

"Dari total DPK tersebut konposisinya masih didominasi komponen dana murah sebesar 63%," kata Baiquni.

Direktur BNI Rico Rizal Budidarmo merinci penaikan pendapatan non bunga perseroan yang sebesar 23,8% ditopang oleh penaikan fee premi asuransi, fee bisnis kartu kredit, dan fee transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM).

"Fee premi asuransi tumbuh 113% dengan jumlah nyaris Rp700 miliar di kuartal 1. Penaikanfee bisnis kartu kredit dan transaksi di ATM juga menopang pendapatan non interest income kami," ujar Rico.

Adapun, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross BNI turun dari 2,3% menjadi 2,1%. Sedangkan NPL net turun dari 0,6% menjai 0,5% secara year on year. Tingkat coverage ratio naik dari 128,2% menjadi 130,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper