Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Domestik Masih Empuk

Meski pemerintah terus proaktif dalam menjalin kerja sama resiprokal dengan berbagai negara, kalangan pelaku industri perasuransian mengaku pasar domestik masih lebih menarik.

Bisnis.com, JAKARTA—Meski pemerintah terus proaktif dalam menjalin kerja sama resiprokal dengan berbagai negara, kalangan pelaku industri perasuransian mengaku pasar domestik masih lebih menarik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Dubai dan Korea Selatan. Tidak hanya itu, regulator juga tengah OJK tengah merampungkan beberapa kesepakatan kerja sama industri keuangan lainnya dengan Malaysia, Jepang, China, dan Myanmar.

“Itu [kerja sama] berlaku bagi industri keuangan bank dan non bank. Tapi, sejauh ini, memang yang melakukan ekspansi ke luar negeri adalah perbankan. Untuk non bank, pengawasan terintegrasi bakal dikedepankan,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad di Jakarta, seperti dikutip Bisnis.com, Jumat (24/4).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Presiden Direktur PT Avrist Assurance Harry Harmain Diah bahwa potensi pasar domestik masih sangat besar. Menurutnya, penetrasi asuransi masih bertumpuk di kota besar misalnya Jakarta, dan Surabaya, sedangkan kota kecil belum tersentuh oleh industri asuransi.

Berdasarkan data OJK, jumlah perusahaan asuransi jiwa dan umum, termasuk syariah mencapai 136 unit sepanjang tahun lalu. Mayoritas perusahaan asuransi tersebut masih memperebutkan ceruk bisnis di kota-kota besar.

 “Kan OJK sedang gencar melakukan peningkatan edukasi keuangan melalui program laku pandai. Saya kira, semua industri keuangan termasuk asuransi, dapat memanfaatkan itu untuk meningkatkan pangsa pasarnya di luar Pulau Jawa,” ucapnya.

Tidak hanya itu, gemuknya potensi Indonesia didukung oleh jumlah populasi yang didominasi oleh usia produktif. Hingga saat ini, angka penetrasi asuransi masih di bawah 5% dan segmen utama asuransi jiwa adalah kalangan menengah ke atas.

Padahal, pasar non tradisional yang terdiri dari kelas menengah ke bawah belum tersentuh oleh kehadiran asuransi jiwa, umum, dan kesehatan.

“Ekspansi ke luar negeri membutuhkan kapasitas modal yang kuat. Sadar atau tidak, kebanyakan masih belum punya itu [kapasitas modal]. Ya, mereka akan terus membesarkan pangsa pasarnya di Indonesia mengingat pengalaman dan pengusaan medannya,” katanya.

Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia (AAI) Eko Wari Santoso mengungkapkan strategi melebarkan sayap ke luar negeri memang tidak mudah untuk dilakukan. Lagi-lagi, imbuhnya, persoalan kapasitas permodalan, infrastruktur, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan terbesar.

“Lihat saja, perusahaan asuransi asing yang berbisnis di Indonesia masih memerlukan tenaga SDM dari Indonesia. Target yang disasar adalam Indonesia, maka pengetahuan mengenai Indonesia juga dibutuhkan, begitupula dengan perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi di luar negeri,” tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper