Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rights Issue, Pembangunan Perumahan (PTPP) Prioritaskan 2 Sektor

Perusahaan konstruksi milik negara PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. berencana memprioritaskan sektor pelabuhan dan pembangkit listrik sebagai proyek yang bakal didanai perusahaan menggunakan dana dari hasil right issue.
Perolehan kontrak baru BUMN infrastruktur. / Bisnis
Perolehan kontrak baru BUMN infrastruktur. / Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA--- Perusahaan konstruksi milik negara PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. berencana memprioritaskan sektor pelabuhan dan pembangkit listrik sebagai proyek yang bakal didanai perusahaan menggunakan dana dari hasil right issue.
 
Right issue itu bakal dilakukan oleh emiten berkode saham PTPP apabila usulan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp2 triliun yang diajukan oleh Kementerian BUMN diterima oleh DPR dalam Rancangan APBN 2016.
 
Direktur Keuangan PTPP Tumiyana mengatakan proyek pembangkit listrik itu terletak di Jawa dan Kalimantan. “Yang satu kapasitasnya 1 x 600 mega watt, lainnya 2 x 100 mega watt,” katanya, belum lama ini.
 
Menurutnya, salah satu proyek pembangkit listrik yang diincar tersebut sudah memasuki proses engineering. Pelaksanaan proyek tersebut, sambung Tumiyana, bakal menunggu disetujuinya pemberian PMN  oleh DPR.
 
Apabila prosesnya pembahasan RAPBN 2016 yang bakal dilakukan pada tahun ini dapat berjalan lancer maka right issue diharapkan dapat dilakukan pada kuartal I/2016. “Proses engineering sudah bergerak, saya tidak sebut proyek yang mana, tapi eksekusinya menunggu PMN,” katanya.
 
Apabila PMN senilai Rp2 triliun itu disetujui oleh pemerintah dan DPR maka perusahaan berpotensi mengumpulkan dana dari pasar modal hingga mendekati dua kali lipat dari nilai tambahan modal yang diberikan pemerintah.
 
“Kalau saya leverage 2,5 kali dari ekuitas, saya bisa investasi Rp12 triliun. Kalau saya punya stake 50% [di proyek tersebut], berarti saya bisa investasi Rp24 triliun,” katanya.
 
Selain PTPP, BUMN go public lainnya yang diusulkan oleh pemerintah untuk mendapat tambahan modal dalam RAPBN 2016 adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. senilai Rp1,5 triliun, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Rp3 triliun dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rp1,25 triliun.
 
PTPP sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam menggarap proyek pelabuhan dan pembangkit listrik. Salah satu proyek pembangkit listrik yang pernah digarap adalah Lau Gunung Hydro.
 
Sementara itu, pada Juli ini, perusahaan memperkirakan dapat mengumpulkan laba sebesar Rp214,31 miliar kemudian Rp289,72 miliar (Agustus), Rp375,97 miliar (September), Rp497,16 miliar (Oktober), Rp626,76 miliar (November) dan Rp730,3 miliar pada akhir tahun.
 
Pendapatan perusahaan sendiri diharapkan dapat  terus meningkat menjadi Rp7,02 triliun pada Juli, Rp8,83 triliun (Agustus), Rp10,95 triliun (September), Rp13,42 triliun (Oktober), Rp16,17 triliun (November) hingga Rp19,18 triliun pada akhir tahun ini.
 
Pada tahun ini, perseroan menargetkan kontrak baru Rp27,4 triliun, dimana perusahaan telah mengumpulkan Rp13,45 triliun pada semester I/2015 atau sekitar 49,09% dari target. Realisasi itu tumbuh sekitar 61,27% dibandingkan dengan Rp8,34 triliun pada semester I/2014.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper