Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Tahun Ini Diharapkan 5%

Seiring dengan penurunan BI Rate, Direktur Utama, PT Bank Mega, Tbk Kostaman Thayib berharap LPS juga bisa menurunkan suku bunga penjaminan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kiri) dan Deputi Gubernur Ronald Waas (kanan) usai Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia/Antara
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kiri) dan Deputi Gubernur Ronald Waas (kanan) usai Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia/Antara
Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengatakan dengan turunya BI Rate, LPS  bisa menurunkan suku bunga penjaminan sehingga bank bisa menurunkan suku bunga.
 
Bahkan dia  juga berharap BI Rate dalam bulan-bulan ke depan masih akan mengalami penurunan secara bertahap, tidak berhenti di angka 7,25.
 
Melihat angka inflasi yang rendah, per Desember 2015, BI mencatat 3,35%. Sementara menurutnya bila dibandingkan dengan BI Rate 7,25 masih ada selisih 4%. Selisih itu, ujarnya untuk riil inter straight tergolong tinggi. Setidaknya, ia menuturkan selisihnya berkisar 1%.
 
"Kalau inflasi berhasil kita jaga di sekitar 3-4[persen], mungkin suku bunga idealnya ada di 5%, yang penting di atas inflasi. Diharapkan di ujung akhir tahun [BI Rate] bisa di angka itu," tegasnya.
 
Menurutnya tahun ini, pertumbuhan ekonomi masih menantang. Ia mencontohkan, tahun lalu, pertumbuhan kredit miliknya minus sehingga pihaknya tidak ingin memaksakan dari kredit, meskipun profit yang diterima dari kredit sebetulnya naik. Tahun ini, pihaknya juga mengupayakan menjaga kenaikan risiko kredit [NPL]
 
Kostaman menuturkan tahun lalu terjadi pertumbuhan kredit baru, tetapi beberapa juga mengalami penurunan cepat, karena banyak pelunasan. Pihaknya memutuskan tahun ini akan lebih selektif dan tidak terlalu agresif.
 
Seperti cicilan joint financing dengan multifinance aja setahun bisa turun [lunas] Rp5 triliun. Lalu kredit koprorasi, juga ada pelunasan. "Jadi kita banyak produk yang bersifat cicilan, turun angsurannya banyak, jadi harus produksi terus," jelasnya
 
Di sisi lain, Kostaman menyebut pihaknya sebagai salah satu bank yang memiliki keunikan sendiri. Hal ini menurutnya tampak dari jumlah pengguna kartu kredit tiga kali lebih banyak daripada penabung atau sekitar 1,6 juta pengguna kartu kredit."Kami termasuk bank yang kuat di kartu kredit. Kan kami sinergikan dengan group," tegasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper