Bisnis.com, BANDUNG - PT Bank CIMB Niaga Tbk memacu layanan digital seiring dengan pergeseran perilaku nasabah dalam bertransaksi perbankan secara online.
Head of Marketing, Brand & Communications PT Bank CIMB Niaga Tbk Slamet Sudijono mengungkapkan telah terjadi perubahan perilaku nasabah di mana 94% transaksi dilakukan secara online.
Dia menyebutkan, pengguna internet banking tumbuh 21% dari 1 juta menjadi 1,2 juta, layanan Go Mobile naik 42% dari 800.000 menjadi 1,2 juta pengguna, serta layanan Rekening Ponsel meningkat hampir dua kali dari 674.000 menjadi 1,3 juta akun.
"Hampir semua layanan digital meningkat termasuk untuk OctoPay sudah menyentuh di angka 7.000 transaksi," ujar Slamet dalam Program Untuk bandung Dari Hati, Rabu (6/4/2016).
Slamet mengatakan, perseroan terus memperkuat layanan digital dengan menggelontorkan US$100 juta pada 2014 untuk investasi di bidang teknologi Informasi (IT).
Saat ini, CIMB Niaga mempunyai layanan perbankan untuk berbagai segmen, terutama untuk menyasar segmen muda.
"Melihat demografi di Indonesia ada sisi keuntungan, yaitu ada potensi dari segmen gen Y yang sangat besar. Inovasi menjadi sesuatu yang penting karena bisa menawarkan produk yang sesuai dengan mereka," jelasnya.
Sementara itu, Regional Head Jawa Barat PT Bank CIMB Niaga Verry Setiawan mengatakan dengan akses digital yang sudah mencapai 94% dari total transaksi, perseroan terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk bertransaksi melalui digital banking.
"Perkembangnya pesat karena perilaku masyarakat sudah berubah. Harapannya transaksi digital bisa mewakili kebutuhan nasabah baik yang muda maupun lebih senior," ujar Verry.
Dia menambahkan inovasi diharapkan dapat memantapkan posisi perseroan dalam berkompetisi dengan bank lainnya. Pada tahun ini, CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan kredit antara 10% hingga 15%.
Head of Sales & Distribution, Outregion PT Bank CIMB Niaga Tony Tardjo mengatakan kredit perseroan pada 2015 cenderung lebih hati-hati.
Per Desember 2015, kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp177,36 triliun antara lain ke kredit korporasi Rp56,95 triliun (32%), konsumer Rp51,98 triliun (30%), dan komersial Rp34,25 triliun (19%) serta UMKM Rp34,18 triliun (19%).
Tony mengungkapkan melihat kondisi ekonomi, pihaknya mengharapkan tahun ini akan lebih baik agar dapat mencapai target pertumbuhan kredit.
"Kami menargetkan peningkatan sekitar 15% hingga 20%. Dengan catatan jika ekonomi membaik bisa lebih agresif. Namun hati-hati juga jika kondisinya tidak baik, harus realistis," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1673406617.jpg?w=348&h=261)
