Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UKM Pupuk Dahulu, Tuai Kemudian

Ibarat tumbuhan yang masih muda, tak mungkin bisa langsung dipetik buahnya. Begitu pula dengan usaha kecil yang tak bisa langsung diharapkan mampu membayar cicilan atas pinjamannya kepada bank.
Salah satu kegiatan di sentra usaha kecil dan menengah bidang kerajinan/Ilustrasi-Bisnis
Salah satu kegiatan di sentra usaha kecil dan menengah bidang kerajinan/Ilustrasi-Bisnis

Ibarat tumbuhan yang masih muda, tak mungkin bisa langsung dipetik buahnya. Begitu pula dengan usaha kecil yang tak bisa langsung diharapkan mampu membayar cicilan atas pinjamannya kepada bank. Jangankan membayar, layak diberi pinjaman saja belum tentu.

Oleh karena itu wajar bila selama ini ada semacam gap antara pelaku usaha kecil yang butuh modal, dengan bank yang butuh menyalurkan dananya tetapi selektif memilih debitur.

Dalam sebuah kesempatan, Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Leo Aldianto mengatakan usaha kecil dan menengah (UKM) punya karakteristik yang berbeda dengan segmen usaha lain.

Sebab selama ini, dikalangan pelaku usaha kecil, stigma terhadap bank sudah kadung negatif. Oleh karena itu, bila ada bank yang ingin mendekati karena mau memberikan bantuan finansial kepada mereka, harus punya strategi khusus.

"Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, pendekatan perilaku ke UKM itu berbeda. Tidak harus langsung dibantu kredit, tapi bisa lewat cara lain," katanya.

SBM yang selama ini cukup concern meneliti UKM khususnya di Jawa Barat melihat, masalah utama para pengusaha kecil sehingga sulit berkembang adalah penataan keuangan dan akses untuk ekspansi.

Oleh karena itu, bila bank ingin memberikan kredit kepada mereka, bank harus mau bersusah payah dulu mendidik mereka agar maju baru kemudian memberikan bantuan kredit.

PT Bank UOB Indonesia sadar betul akan hal ini. Meskipun berinduk di Singapura, sejatinya UOB adalah bank yang berakar dari kredit UKM. Sehingga wajar bila mereka paham bagaimana cara mengelola usaha kecil.

UOB membentuk pusat konsultasi bisnis khusus untuk usaha kecil bernama Sentra UKM bekerja sama dengan SBM ITB. Maret lalu di Bandung, Sentra UKM pertama resmi berdiri. Lima sentra baru akan diresmikan di Jakarta pada akhir tahun ini, menyusul Semarang dan Surabaya tahun depan.

Edisono Limin, Senior Vice President UOB Indonesia mengatakan potensi UKM di Indonesia masih sangat besar untuk digarap. Hanya saja, sebagian besar usaha tersebut belum layak untuk diberikan bantuan pendaan alias unbankable.

"Oleh karena itu, selain menyalurkan kredit, kami berkomitmen untuk membantu pengusaha kecil di Indonesia mengembangkan usahanya agar bisa naik kelas," ujarnya.

Strategi UOB ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa UKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Tahun lalu, sebanyak 53 juta perusahaan lokal skala kecil merupakan penyumbang lebih dari 50% PDB Indonesia.

Selain UOB, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga punya gagasan serupa. Hanya saja, BTN lebih fokus ke penguasa properti sesuai dengan segmen kredit mereka.

Menggandeng pihak yang sama yakni SBM, BTN membuat kursus sertifikasi bagi pengusaha-pengusaha muda di bidang properti. Nantinya, pengusaha yang memperoleh nilai yang menonjol akan mendapatkan prioritas bila mengajukan kredit di BTN.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) bahkan lebih ekstrim lagi. Lewat anak usahanya yakni BTPN Syariah, bank spesialis kredit pensiunan ini mencari orang-orang yang ingin berusaha tapi tak punya modal alias masih sebatas niat.

Mereka kemudian diberikan pendampingan sampai kemudian punya usaha yang mapan dan dianggap bankable. Setelah itu, barulah mereka diberikan bantuan kredit agar bisa berekspansi lebih jauh.

Model pembinaan lain adalah seperti yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank DBS Indonesia yakni lewat kompetisi. Cara ini efektif untuk menarik pengusaha yang usianya relatif muda dan bergerak di sektor usaha kreatif.

Pengusaha pemula tersebut diajak berkompetisi dan pemenangnya akan diberi pendampingan plus modal sampai usahanya benar-benar siap dan layak diberi kredit.

Bank memang selayaknya seperti itu. Tak kaku dengan fungsi intermediasi yang hanya menghimpun dan menyalurkan dana. Ibaratnya tumbuhan, usaha kecil harus dipupuk dulu. Setelah tumbuh, barulah hasilnya dituai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper