Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Banking Watch 2016: Dana Pihak Ketiga Berbasis Rupiah Jadi Penyelamat

Grup Bisnis Indonesia meluncurkan buku reguler Indonesia Banking Watch (IBW) dan kali ini adalah seri IBW 2016. Penerbitan Indonesia Banking Award 2016 sekaligus untuk memeriahkan acara Bisnis Indonesia Banking Award (BIBA) 2016, yang dihelat hari ini, Rabu 19 Oktober 2016.

Bisnis.com, JAKARTA – Grup Bisnis Indonesia meluncurkan buku reguler Indonesia Banking Watch (IBW) dan kali ini adalah seri IBW 2016. Penerbitan Indonesia Banking Award 2016 sekaligus untuk memeriahkan acara Bisnis Indonesia Banking Award (BIBA) 2016, yang dihelat hari ini, Rabu 19 Oktober 2016.

IBW 2016 memotret performa perbankan 2016 dan proyeksi untuk tahun-tahun berikut. Salah satun potret perbankan nasional yang patut dicermati adalah tumbuhnya dana pihak ketiga berbasis rupiah, di tengah lesunya dana pihak ketiga secara total yang tergerus melemahnya dana ketiga berbasis valas.

Informasi selengkapnya mengenai IBW 2016 silakan klik Indonesia Banking Watch 2016.

Berikut beberapa indikator performa perbankan nasional yang berhasil dipotret Indonesia Banking Watch 2016.

Seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian global dan domestik, sektor jasa keuangan Indonesia masih mampu menunjukkan kinerja yang cukup positif. Hal itu terlihat tingkat kecukupan modal yang masih 22% dan tingkat kredit yang macet (NPL) berada pada level yang aman yaitu 2,83% serta 1,56% untuk non performing financing (NPF).

Intermediasi lembaga perbankan nasional atau kegiatan pembiayaan masih melambat, tetapi cenderung terkendali. Pertumbuhan kredit pada triwulan I/2016 tumbuh 11,2%, sedangkan kredit valas turun 4,5%.Ini berarti kita harus beralih kepada kegiatan ekonomi domestik yang berbasis rupiah.

Dana pihak ketiga juga mengalami kemunduran year on year, tapi lagi-lagi lebih dipicu oleh penurunan dana pihak ketiga berbentuk valas. Adapun dana pihak ketiga rupiah masih tumbuh 8,5% year on year. Demikian pula giro dan tabungan rupiah meningkat 11%.

Dengan berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah, diyakini pertumbuhan itu terus naik hingga akhir tahun. Kebijakan tersebut antara lain berupa pelonggaran moneter dan makroprudensial.

Konsolidasi perbankan tetap harus menjadi prioritas utama, karena kalau itu tidak dilakukan, kita hanya akan melihat perbedaan-perbedaan seperti yang sekarang ini. Padahal beberapa negara anggota Asean memiliki perbankan yang lebih terkonsolidasi dan terkonsentrasi.

Itu bisa dilakukan melalui Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Namun hal itu jangan dilakukan terlalu cepat, karena bisa berdampak pada bertambahnya pemain asing di industri perbankan Indonesia.

Hal lain yang penting untuk dilakukan adalah mendorong investasi. Kunci untuk mendorong investasi adalah deregulasi dan debirokratisasi.

Investasi pada triwulan I/2016 tumbuh sebesar 5,57% dan diperkirakan akan terus tumbuh di atas 5% hingga akhir tahun.

Adapun realisasi penanaman modal baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada periode ini telah mencapai Rp146,5 triliun atau tumbuh 17,6%dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan perkembangan ini diharapkan investasi tahun 2016 bisa tembus Rp594 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper