Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2016, Total Premi Emiten Asuransi Tumbuh 0,33%

Akumulasi premi bruto dari sebelas emiten asuransi sepanjang 2016 bertumbuh 0,33% kendati pada akhir kuartal III sempat menurun tajam.
Ilustrasi asuransi/dreamstime.com
Ilustrasi asuransi/dreamstime.com
Bisnis.com, JAKARTA – Akumulasi premi bruto dari sebelas emiten asuransi sepanjang 2016 bertumbuh 0,33% kendati pada akhir kuartal III sempat menurun tajam.

Berdasarkan rekapitulasi laporan keuangan audited yang dihimpun Bisnis, sebelas emiten asuransi secara total meraup premi bruto senilai Rp10,22 triliun.

Realisasi tersebut tumbuh tipis, yakni 0,33% (yoy) dibandingkan total premi bruto sebelas perusahaan itu pada 2015, yang tercatat senilai Rp10,19 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, pada akhir kuartal III tahun lalu nilai total pendapatan premi emiten asuransi sempat anjlok 10,21% (yoy) setelah masih bertumbuh 12,12% (yoy) pada kuartal II.

Dari sebelas perusahaan tercatat itu, tujuh emiten merealisasikan pertumbuhan pendapatan premi bruto. PT Victoria Insurance Tbk. (VINS) meraup pendapatan premi dengan pertumbuhan terbesar, yakni 62,57% (yoy) menjadi Rp64,74 miliar.

Menyusul, PT Asuransi Ramayana (ASRM) dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. (ASDM) masing-masing meraih pertumbuhan pendapatan premi 13,36% dan 11,53% (yoy) menjadi Rp939,92 miliar dan Rp739,46 miliar.

Pertumbuhan perolehan premi juga dibukukan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI), PT Lippo General Insurance Tbk. (LPGI) dan PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. (AHAP), yakni masing-masing sebesar 8,32%, 7,71%, 6,05% dan 0,64% (yoy).

Sebaliknya, empat emiten, yakni PT Asuransi Bina Dana Artha Tbk. (ABDA), PT Paninvest Tbk. (PNIN), PT Asuransi Mitra Maparya Tbk. (ASMI) dan PT Asuransi Jasa Tania Tbk. (ASJT).

Premi bruto ABDA menurun hingga 14,39% (yoy) pada 2016 menjadi Rp1,38 triliun. Sedangkan, premi bruto tiga asuransi lain menurun tipis, yakni secara berturut-turut 4,57%, 1,18%, dan 0,88% (yoy).

Sunyata Wangsadarma, Direktur Utama AHAP, mengatakan lini bisnis kendaraan bermotor masih menjadi andalan bagi bisnis pihaknya. Masih lesunya kinerja industri otomotif sepanjang 2016 pun dinilai menjadi faktor dominan yang memengaruhi pendapatan premi perseroan.

“Tahun lalu bisnis mobil nasional masih lesu bahkan menurun dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (2/4/2017).

Sunyata menjelaskan aspek operasional juga menjadi kendala bagi AHAP dalam merealisasikan pertumbuhan premi yang lebih tinggi. Pihaknya pada tahun lalu mulai melakukan integrasi dan digitalisasi sistem.

Menurutnya, langkah tersebut berdampak pada kinerja operasional AHAP sebab memerlukan proses penyesuaian.

“Karyawan-karyawan yang tidak terbiasa menjadi kedodoran menyebabkan terganggunya operational AHAP baik penerbitan polis-polis maupun penyelesaian klaim-klaimnya.”

 

Rekapitulasi Premi Bruto Emiten Asuransi 2016 (RpJuta)

 
Emiten
Premi Bruto
%
2014
2015
ABDA
1.178.111
1.376.099
-14,39%
AHAP
328.363
326.278
0,64%
AMAG
981.897
906.518
8,32%
ASBI
333.042
309.215
7,71%
ASDM
824.752
739.460
11,53%
ASJT
259.044
261.352
-0,88%
ASMI
297.375
300.927
-1,18%
ASRM
1.065.490
939.925
13,36%
LPGI
1.285.917
1.212.613
6,05%
PNIN
3.602.671
3.775.395
-4,57%
VINS
64.742
39.824
62,57%
TOTAL
10.221.404
10.187.606
0,33%
Sumber: BEI
  
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro