Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) alias BNI mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp10,09 triliun pada semester I/2025.
Pada periode sama tahun sebelumnya, BNI mencetak laba bersih Rp10,69 triliun. Dengan demikian, terjadi koreksi 5,58% secara tahunan (year on year/YoY).
Mengutip laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 2,33% YoY dari Rp19,07 triliun menjadi Rp19,51 triliun hingga paruh pertama tahun ini.
Meski demikian, tekanan terjadi pada sejumlah pos pendapatan seperti pendapatan komisi turun 2,20% YoY ke angka Rp4,84 triliun, sementara pendapatan lainnya juga menyusut 1,01% YoY menjadi Rp2,83 triliun. Pada saat bersamaan, beban pencadangan alias impairment naik 9,82% menjadi Rp3,71 triliun.
Terkait fungsi intermediasi, BNI tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp778,68 triliun per semester I/2025, meningkat 7,11% YoY dari Rp726,98 triliun. Aset bank pelat merah ini pun terkerek naik 12,05% YoY menjadi Rp1.201,65 triliun dari sebelumnya Rp1.072,45 triliun.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross membaik dari 1,98% menjadi 1,95%. NPL net naik tipis dari 0,62% menjadi 0,69%.
Baca Juga
Terkait pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BNI meningkat 16,51% YoY menjadi Rp 899,86 triliun per semester I/2025, dari sebelumnya Rp772,32 triliun.
Dana murah alias current account saving account (CASA) naik 18,67% YoY menjadi Rp647,55 triliun. Deposito juga tumbuh 11,33% YoY ke angka Rp252,31 triliun.
Terkait rasio kinerja lainnya, margin bunga bersih (net interest income/NIM) BNI menurun dari 4,02% menjadi 3,83% pada bulan keenam tahun ini.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BNI naik dari 69,43% menjadi 71,36%. Imbal aset (return on asset/ROA) menyusut tipis dari 2,46% ke 2,23%, sebagaimana imbal ekuitas (return on equity/ROE) yang bergerak dari 16,29% menjadi 14,24%.