Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSM Rintis Pendampingan untuk 10 UMKM

Bisnis.com, BOGOR PT Bank Syariah Mandiri (BSM) hendak mendampingi sedikitnya sepuluh kelompok UMKM unbankable supaya menjadi bankable, sehingga kelak dapat menjadi nasabah perseroan. Hal ini dilakukan perseroan berkolaborasi dengan Laznas BSM Umat.
Karyawan melayani nasabah di banking hall PT Bank Syariah Mandiri (BSM) di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawan melayani nasabah di banking hall PT Bank Syariah Mandiri (BSM) di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya


Bisnis.com, BOGOR — PT Bank Syariah Mandiri (BSM) hendak mendampingi sedikitnya sepuluh kelompok UMKM unbankable supaya menjadi bankable, sehingga kelak dapat menjadi nasabah perseroan. Hal ini dilakukan perseroan berkolaborasi dengan Laznas BSM Umat.

Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat Rizqi Okto Priansyah mengatakan, untuk tahap awal pihaknya fokus di Pulau Jawa terutama Provinsi Jawa Barat tepatnya di wilayah Bogor. Saat ini, baru terdapat sekitar tiga kelompok usaha mikro dan kecil yang didampingi.

“Pelaku usaha mikro dan kecil ini turut didanai, yakni berasal dari dana hibah Mandiri Syariah, maupun zakat dan shadaqah yang kami himpun. Kalau yang ada dampaknya langsung kepada kaum dhuafa, itu dibiayai dari zakat,” ucapnya, di Bogor, Senin (12/2/2018).

Rizqi menjelaskan bahwa dana yang dialokasikan BSM berkolaborasi dengan Laznas BSM Umat kepada pelaku UMKM bervariasi tergantung skala bisnis. Tapi, secara umum modal kerja yang disalurkan berkisar antara Rp50 juta – Rp200 juta.

Salah satu masyarakat pelaku UMKM yang tengah didampingi BSM melalui Laznas BSM Umat berlokasi di Kelurahan Loji, Bogor Barat, Jawa Barat. Area setempat diresmikan sebagai Kampung Pala yang isinya diarahkan kepada kegiatan pengolahan buah pala dari hulu hingga hilir.

Direktur Risk, Management, and Compliance BSM Putu Rahwidhiyasa mengatakan, untuk sisi hulu alias perkebunan pala diperkirakan baru dapat beroperasi aktif tiga tahun dari sekarang. Pasalnya, kini baru saja mulai tanam sekitar 3.000 bibit pohon pala.

“Kami akan kawal terus sampai bisa berproduksi sekitar tiga tahun lagi. Sekarang baru sekitar 3.000 bibit tanaman pohon pala dulu. Ini adalah upaya mengembalikan habitat area ini seperti sebelum 1980-an, yakni perkebunan pala,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper