Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Integrasi GPN Ditargetkan Berlaku Penuh Mulai 3 Mei 2018

Bank Indonesia menargetkan interoperabilitas dan integrasi sistem pembayaran domestik dapat berlaku penuh pada awal Mei mendatang.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso (tengah), Direktur Lianawaty Suwono (kiri), dan Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Bank Indonesia Pungky P Wibowo memperlihatkan kartu Paspor BCA GPN saat peluncurannya di Jakarta, Senin (16/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso (tengah), Direktur Lianawaty Suwono (kiri), dan Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Bank Indonesia Pungky P Wibowo memperlihatkan kartu Paspor BCA GPN saat peluncurannya di Jakarta, Senin (16/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menargetkan interoperabilitas dan integrasi sistem pembayaran domestik dapat berlaku penuh pada awal Mei mendatang.

Sejak diresmikan pada 4 Desember 2017 lalu, implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dilakukan secara bertahap, diawali dengan mewajibkan perbankan terkoneksi dengan minimal 2 lembaga switching. Tahap selanjutnya perbankan menerbitkan  kartu ATM berlogo GPN, yakni lambang Garuda warna merah.

Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia Pungky P Wibowo mengatakan sejak Maret lalu beberapa bank telah menerbitkan kartu ATM berlogo GPN.

“Kemudian seluruh perbankan nasional dan seluruh GPN yang terdiri dari lembaga service, lembaga switching dan lembaga standar semuanya akan beroperasi penuh. Ini akan diresmikan pada 3 Mei nanti,” kata Pungky usai menghadiri peluncuran kartu ATM Paspor BCA berlogo GPN di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Dia menjelaskan jumlah transaksi pembayaran terus mengalami peningkatan. Hal itu antara lain tampak dari peningkatan media pembayaran berupa kartu debit yang cukup pesat. Per akhir pekan lalu, jumlah kartu ATM mencapai 170 juta keping.

Integrasi dan penerapan GPN diyakini akan membuat jumlah dan nilai transaksi nontunai meningkat signifikan.

“Penggunaan transaksi nontunai semakin meningkat. Per akhir 2016 hanya 1,8 kali dari pendapatan domestik bruto, tapi evaluasi di akhir 2017 jumlahnya 2,1 kali dari PDB. Artinya masyarakat semakin senang dengan transaksi nontunai karena keamanan dan good governance,” tuturnya.

Di samping menerbitkan kartu berlogo GPN, dia juga mendorong perbankan untuk menyiapkan jaringan infrastruktur seperti mesin electronic data capture (EDC) dan ATM yang juga dapat menerima kartu debit berbasis chip sesuai National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS). Hal tersebut juga merupakan bagian dari program GPN dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan dalam sistem transaksi nontunai.

Beberapa bank telah menerbitkan kartu berlogo GPN berbasis chip, salah satunya PT Bank Central Asia Tbk. yang meluncurkan kartu Paspor BCA berlogo GPN.

Direktur BCA Santoso menyatakan lewat penggunaan kartu tersebut, efisiensi sistem pembayaran dapat dicapai melalui sharing infrastruktur antarbank di Indonesia yang akan mendorong kemandirian sistem pembayaran nasional.

“Peluncuran ini selaras dengan komitmen pemerintah untuk mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional, demi terciptanya efisiensi sistem pembayaran, meningkatkan keamanan, dan memperkuat kemandirian sistem pembayaran nasional,” katanya.

BCA menargetkan dapat menerbitkan 2 juta kartu Paspor BCA GPN hingga akhir 2018. Kartu tersebut akan tersedia di kantor-kantor cabang BCA Jabodetabek secara bertahap mulai 16 April 2018. Nasabah tidak dikenakan biaya penggantian kartu berbasis magnetic stripe.

BCA terus mengkonversi kartu debitnya menjadi berbasis chip. Dari 16,2 juta keping kartu ATM, hampir 30% atau sekitar 5,2 juta kartu telah dikonversi dari magnetic stripe ke sistem chip. Santoso memperkirakan proses konversi akan rampung dalam dalam 3-4 tahun.

“Untuk infrastruktur mesin ATM dan EDC kami rata-rata sudah 100% ready untuk platform chip, tinggal dioperasikan saja. Biaya investasi penyediaan kartu akan secara bertahap kami anggarkan. Kami siapkan 2 juta kartu tahun ini dengan biaya kira-kira US$1 per satu kartu,” tuturnya.

Selain BCA, dua bank lain yang juga telah menerbitkan kartu debit berlogo GPN antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

Bank Maybank menjadi bank pertama yang memperkenalkan logo GPN di kartu debitnya. Jenny Wiriyanto, Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia mengatakan, pihaknya sudah 100% memenuhi ketentuan GPN. Oleh karena itu, transaksi kartu debit Maybank tidak lagi melalui prinsipal luar negeri.

Sementara itu, Bank BRI menargetkan hingga akhir 2018 ada 20 juta keping kartu debit berlogo GPN yang pakai teknologi chip yang akan diterbitkan, terdiri dari 19 juta keping hasil konversi dan sisanya 1 juta sebagai estimasi penambahan kartu baru.

“Hingga akhir 2018 kami akan terbitkan sekitar 18 juta kartu berlogo GPN, ini sekaligus untuk memenuhi ketentuan minimal 30% kartu debit berbasis chip,” kata Direktur Konsumer BRI Handayani, pekan lalu.

Guna menunjang interoperabilitas dan interkoneksi antarbank, Bank BRI melakukan roll out di lebih dari 122 ribu mesin EDC pada Januari 2018 untuk memetakan kembali mesin yang tidak aktif. “Untuk tahun ini, kami akan tambahkan sekitar 160.000 mesin EDC baru,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper