Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Asei Indonesia mencatatkan hasil underwriting positif mencapai Rp119 miliar sepanjang 2023. Angka tersebut meningkat 20,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp99,1 miliar.
Dikutip dari laporan keuangan Asei Indonesia konvensional per 31 Desember 2023 di Harian Bisnis Indonesia, jumlah pendapatan premi perseroan mencapai Rp288 miliar yang mana turun 41,2% yoy dari sebelumnya Rp491 miliar.
Sementara itu jumlah beban usaha yang ditanggung mencapai Rp91,4 miliar, yang mana turun 8,3% yoy dari sebelumnya Rp99,7 miliar. Dari sisi ekuitas, Asei Indonesia mencatatkan ekuitas sebanyak Rp466 miliar pada 2023. Ekuitas perseroan turun 5,13% dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp491 miliar.
Lebih lanjut, liabilitas yang ditanggung perseroan mencapai Rp1,36 triliun pada 2023. Liabilitas yang ditanggung perseroan meningkat 10,25% dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp1,23 triliun.
Dari sisi aset, Asei Indonesia mencapai sebanyak Rp2,3 triliun pada 2023. Angka tersebut meningkat 4,72% yoy dibandingkan jumlah aset yang hanya Rp2,13 triliun pada 2022. Tingkat kesehatan finansial Asei Indonesia dilihat dari Risk Based Capital (RBC) 265,38% pada 2023. Tingkat RBC perseroan tersebut turun dibandingkan pada 2022 yakni 328,14%.
Laporan Keuangan Unit Syariah
Dari sisi laporan keuangan Unit Usaha Syariah (UUS) Asei Indonesia, asuransi syariah perseroan mencatatkan laba sebanyak Rp7,5 miliar yang mana naik 413,2% dibandingkan pada 2022.
Baca Juga
Dari sisi pendapatan asuransi mencapai Rp815 juta pada 2023 yang mana naik 7,37% yoy dibandingkan Rp759 pada 2022. Dari sisi beban asuransi, UUS Asei Indonesia mencatatkan beban sebanyak Rp2,4 miliar pada 2023 atau naik 1.245% yoy dibandingkan Rp182 juta pada 2022.
UUS Asei Indonesia juga mengalami defisit dana tabarru sebanyak Rp973 juta pada 2023 di mana sebelumnya mencatatkan surplus Rp1,15 miliar.