Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Pemerintah Diminta Siapkan Kebijakan

Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terpantau melemah sepanjang hari ini, Selasa (8/5/2018).Merujuk pada Bloomberg, pada penutupan perdagangan sesi kedua Rupiah ditutup sebesar Rp14.052 per Dollar AS.
Karyawati menghitung uang rupiah, di kantor Cabang Bank Bukopin di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawati menghitung uang rupiah, di kantor Cabang Bank Bukopin di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terpantau melemah sepanjang hari ini, Selasa (8/5/2018).

Merujuk pada Bloomberg, pada penutupan perdagangan sesi kedua Rupiah ditutup sebesar Rp14.052 per Dollar AS.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat berpendapat bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah memberikan sinyal kepada investor untuk memperhitungkan investasi mereka.

Belum lagi dengan faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi pasar seperti perserteruan dagang antara AS dengan China yang juga dapat memberikan pengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar.

"Memang majority kepemilikan saham kita itu sebagian asing dan saya kira mereka sedang membuat rebalancing portofolio dengan mengukur faktor risiko dari currency yang ada," ujarnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Dia menuturkan kondisi ini tentunya akan menimbulkan sedikit gejolak pada pasar modal, meski demikian Samsul meyakini kinerja emiten masih bisa dijaga dengan baik melalui perbaikan kerja laba jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Samsul mengharapkan pemerintah dapat segera mengeluarkan kebijakan untuk menjaga fluktuasi nilai tukar Rupiah di titik ideal yakni sekitar Rp13.000 - Rp13.500 per dollar AS.

Menurutnya fluktuasi nilai tukar yang terlalu tajam tidak hanya akan mempengaruhi investor asing tetapi juga akan berdampak pada investor lokal, terlebih lagi ketika fluktuasi terjadi tidak dalam posisi yang perkembangannya intermiten (tidak tetap).

"Mungkin ada kebijakan pemerintah tertentu yang bisa dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar, yang penting harus dijaga itu fluktuasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper