BISNIS.COM, JAKARTA-Bagi sebagian kalangan masyarakat di Tanah Air khususnya etnis Tionghoa, kepercayaan terhadap faktor hoki dalam memperoleh rezeki sangat kental. Seperti berlaku bagi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Hoki itu bawahnya sawah dan tanah. Kalau mau hoki punya rezeki, harus punya tanah. kalau beli tanah, tidak rugi. Jadi saya berinvestasi membeli tanah dan sawah, tidak deposito."
Menurutnya, deposito bank kurang penting ketimbang investasi aset tanah. Sebagai langkah antisipasi menghadapi sakit lebih baik investasi asuransi, kemudian untuk kepentingan pendidikan anak juga dengan asuransi, sehingga kekayaannya hanya fokus untuk beli tanah.
Dia mengungkapkan meskipun investasi tanahnya cukup banyak di Belitung namun dalam laporan harta kekayaan saat diri sebagai mencalonkan wakil Gubernur DKI cuma di bawah Rp20 miliar. Ternyata, katanya, perhitungan KPK terhadap aset tanahnya di Belitung berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), sehingga nilainya relatif kecil.
"KPK menerapkan laporan harta NJOP. Di Belitung, NJOP Rp3.000 per meter jadi kalau 1 hektare tanah cuma senilai Rp 30 juta," terangnya sambil terkekeh.
Terhadap para pejabat, dia berpesan supaya tidak perlu takut menjadi orang kaya karena sudah layaknya bekerja sebagai profesional di perusahaan swasta. "Yang terpenting adalah kekayaan bisa dibuktikan secara transparan kepada masyarakat sehingga bisa dipercaya". (38)