Bisnis.com, BANGKOK — Bangkok Bank Company Limited buka suara ihwal peluang anak usahanya di perbankan Indonesia, PT Bank Permata Tbk. (BNLI), masuk dalam jajaran Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4.
Saat ini, kelompok bank jumbo di industri perbankan hanya dihuni oleh empat bank jumbo yakni BCA, BRI, Mandiri dan BNI. Di sisi lain, tingkat permodalan Bank Permata saat ini berkisar pada angka Rp50 triliun, sedangkan KBMI 4 mengklasifikasikan bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun.
Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich menilai bahwa saat ini kondisi permodalan BNLI relatif kuat. Apalagi saat mengakuisisi Bank Permata, Bangkok Bank telah menggabungkan Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia dengan dengan Bank Permata.
“Jadi, Bank Permata memiliki posisi permodalan yang kuat di industri perbankan Indonesia saat ini.,” jelasnya saat diwawancarai Bisnis bersama sederet awak media di Bangkok, Thailand, Kamis (21/11/2024).
Oleh karena itu, jelas Chartsiri, Bangkok Bank memberikan ruang kepada manajemen agar merencanakan pengembangan Bank Permata baik dalam jangka menengah maupun panjang demi layanan yang baik dan berkelanjutan kepada para nasabahnya.
“Kami juga memastikan bahwa level provisi berada pada level yang baik sehingga kami dapat
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengakui bahwa BNLI saat ini menjadi bank dengan permodalan tertinggi di antara perbankan yang tergolong ke dalam KBMI 3. Rentang modal inti untuk kelompok bank ini berkisar Rp14 triliun—70 triliun
Namun, Meliza menegaskan pihaknya berfokus untuk melayani nasabah dengan lebih baik.
“Bagi kami, ini bukan tentang masuk KBMI 4 atau KBMI 3, tapi kami ingin melayani nasabah dengan lebih baik dan juga mengambil pandangan jangka panjang, bukan hanya jangka pendek bahwa kami harus menjadi KBMI 4,” jelasnya.
Untuk itu, Meliza mengatakan bahwa pihaknya akan berfokus untuk menyeimbangkan upaya Bank Permata dalam memperkuat provisi guna melindungi dirinya dari turbulensi apa pun pada mendatang, tetapi pada saat yang sama terus bertumbuh dan mendapatkan profit.
“Tentu saja, profitabilitas ini akan bertambah suatu hari nanti. Suatu hari nanti pada masa depan, Bank Permata akan mencapai Rp 70 triliun,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan adanya peluang Bank Permata untuk masuk dalam jajaran bank jumbo itu.
Musababnya, Bank Permata mencatatkan modal inti (tier 1) secara individual sebesar Rp48,71 triliun per Juni 2024.
Adapun, Peraturan OJK (POJK) No.12/POJK.03/2021 tentang Konsolidasi Bank Umum mengkategorisasikan bank menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat permodalannya.
KBMI 1 mencakup bank dengan modal inti kurang dari Rp6 triliun, sedangkan KBMI 2 untuk bank dengan modal inti Rp6 hingga Rp14 triliun. KBMI 3 terdiri dari bank dengan rentang modal inti Rp14 triliun—70 triliun, sedangkan KBMI 4 untuk bank dengan modal inti melampaui Rp70 triliun.