Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Pemerintah Agar Berhati-hati

Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan  rupiah terhadap mata uang asing tak hanya terjadi pada dolar AS tapi juga pada sebagian besar mata uang Asia Pasifik.

Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan  rupiah terhadap mata uang asing tak hanya terjadi pada dolar AS tapi juga pada sebagian besar mata uang Asia Pasifik.

Pada pukul 13.32 WIB, Selasa (20/8) rupiah sempat bertengger di level Rp10.781 per dolar AS. 

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih menjelaskan volatil pasar semakin meningkat diiringi dengan sumber dolar semakin melemah dan defisitnya neraca perdangangan.

“Investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang masuk berkurang sementara aliran dana yang keluar serta pembayaran utang semakin besar,” jelasnya, Selasa (20/8).

Cadangan devisa  saat ini US$92,67 miliar, defisit neraca perdagangan terus melebar karena impor yang masih naik, di saat yang sama ekspor belum terangkat karena permintaan dan harga komoditas yang masih turun

Sri menjelaskan kalau tidak hati-hati maka keadaan semakin memburuk. Pemerintah perlu memciptakan rasa kepercayaan untuk berinvestasi di Indonesia. “Kondisi ini menunjukkan pelaku pasar dan masyarkat mulai tak percaya dengan kebijakan pemerintah sehingga membuat permintaan dolar meningkat,” jelasnya.

Penyebab melemahnya rupiah, lanjutnya, Indonesia sedang menghadapi tahun politik dan juga  banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Dia menjelaskan kalau pemerintah tak hati-hati maka kondisi akan semakin memburuk.

“Bisa saja rupiah menyentuh angka Rp11.000 bila pemerintah tak hati-hati,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper