Bisnis.com, JAKARTA—Molornya pembentukan holding BUMN farmasi dinilai karena banyaknya kepentingan di kedua perusahaan pelat merah yang akan dilebur dalam rencana tersebut, yakni PT Indofarma Tbk. (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF).
Direktur Utama Indofarma Elfiano Rizaldi menuturkan rencana konsolidasi kedua BUMN itu melibatkan banyak pihak, mulai dari Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, hingga legislatif.
“Pembentukan holding farmasi berlangsung lama karena kedua perusahaan ini kan milik negara. Penyatuan juga harus mendapat persetujuan Kementerian Keuangan dan DPR. Jadi, banyak yang punya,” katanya seusai paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (24/12/2013).
Kementerian BUMN selaku pemegang saham terus membahas pembentukan holding itu. Menurut Elfiano, Indofarma siap menerima semua keputusan pemegang saham, Kementerian Keuangan, dan DPR.
“Kami menyambut baik karena ini [holding BUMN farmasi] membuat kedua perusahaan lebih efisien dalam berproduksi. Saat melakukan riset bisa dilakukan secara berdua,” ujarnya.
Jika holding farmasi terbentuk, kegiatan kedua BUMN itu harus disesuaikan dengan lini bisnisnya masing-masing agar tidak saling berebut pasar.
“Yang terpenting, itu seusai dengan bisnis intinya masing-masing. Indofarma kan lebih besar untuk industrinya dan nantinya Kimia Farma bisa dalam distribusinya atau kliniknya,” tuturnya.