Bisnis.com, PARIS—Axa SA, perusahaan asuransi terbesar kedua di Eropa mencatatkan peningkatan keuntungan hingga 10% pada tahun lalu. Peningkatan terbesar mencakup asuransi jiwa, tabungan, dan asuransi properti.
Lembaga asuransi yang berbasis di Paris tersebut mengatakan pendapatan net meningkat menjadi 4,48 miliar euro dari 4,06 miliar euro pendapatan tahun sebelumnya. Meskipun begitu, rata-rata dari 16 analis yang disurvei Bloomberg menyatakan pendapatan Axa SA meleset 4,78 miliar euro akibat aksi lindung nilai valuta asing.
Penjualan asuransi di Amerika Serikat melesat bersamaan dengan meningkatnya harga saham dan penguatan ekonomi, tumbuh lebih cepat dibandingkan Perancis dan Zona Euro.
Axa yang dipimpin oleh Chief Executive Officer Henri de Castries mengalihkan aset senilai 8,5 miliar euro dari negara maju ke negara berkembang sejak 2010.
Axa mulai menginvestasikan asetnya ke beberapa negara berkembang dari China hingga Kolombia menyusul melambatnya perekonomian Eropa yang memukul pendapatan asuransi.
“Ada efek negatif dari forex dan suku bunga lindung nilai. Tetapi, secara keseluruhan, profit mereka [Axa SA] menunjukkan perbaikan,” ungkap Raphael Caruso, ekonom Raymond James, Jumat (21/2/2014).
Dirinya menambahkan pemulihan ekonomi Amerika Serikat cukup berpengaruh terhadap penaikan pendapatan lembaga asuransi itu.