Bisnis.com, JAKARTA— Berdasarkan survei yang dilakuakn HSBC pada kuartal I/2014, tercatat 82% responden masih memilih jalur deposito sebagai cara mereka menyiapkan masa pensiun.
Survei yang diberi nama Future of Retirement tersebut dilakukan di Jakarta dan Surabaya dengan usia responden lebih dari 30 tahun.
Survei tersebut juga menunjukkan, secara rata-rata, responden memiliki harapan hidup selama 18 tahun ke depan, namun mereka hanya mampu membiayai hidupnya selama 10 tahun. Lebih jauh lagi, 37% penghasilan pensiunan hanya bersumber dari uang pensiun dan manfaat lainnya.
“Perlu dicatat seluruh responden yang berpartisipasi pada survei ini memperkirakan seluruh tabungan yang didapat pada periode produktif akan habis seluruhnya untuk membiayai kehidupan saat pensiun,” ujar Steven Suryana, SVP & Head of Wealth Management HSBC Indonesia, Rabu (16/4/2014)
Steven menjelaskan, kecendrungan masyarakat Indonesia masih takut akan risiko. Itu sebabnya mereka lebih memilih jalur yang menurut mereka paling aman.
Hasil survei menunjukkan, hanya 41% responden yang memilih investasi berupa pembelian saham, obligasi, atau unit link untuk perencanaan keuangan di masa pensiun. Dalam survei itu, responden boleh memilih lebih dari satu pilihan.
Padahal menurut Steven, risiko dari pembelian saham atau jenis investasi yang lain menjadi tidak begitu signifikan jika nasabah memperpanjang masa investasinya.
“Investasi untu pensiun kan investasi jangka panjang, risiko dari naik turunnya harga tidak akan begitu signifika, bahkan bisa jadi tidak ada,” katanya.