Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Sumut Mulai Rem Penyaluran

Perbankan di Sumatra Utara mulai berhati-hati menyalurkan kredit pada awal tahun ini. Berdasarkan statistik Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut-Aceh, pada Februari 2014, pertumbuhan kredit tercatat 14,84% atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2013 18,56%.
Bank Sumut/JIBI
Bank Sumut/JIBI

Bisnis.com, MEDAN - Perbankan di Sumatra Utara mulai berhati-hati menyalurkan kredit pada awal tahun ini. Berdasarkan statistik Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut-Aceh, pada Februari 2014, pertumbuhan kredit tercatat 14,84% atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2013 18,56%.

Jika ditinjau dari jenis bank, kredit perbankan konvensional secara year on year tumbuh 15,58% dan syariah 0,54%. Padahal, pada Februari 2013, kredit perbankan konvensional tumbuh mencapai 24,25% dan syariah 49,09%. Total kredit yang disalurkan perbankan Sumut pada Februari 214 Rp152,75 triliun.

Adapun, jika dibandingkan dengan Januari 2014 yakni Rp153,4 triliun, penyaluran kredit juga menurun 0,42%.

Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut Edie Rizliyanto menuturkan, ekspansi kredit perseroan akan dijaga agar tak tumbuh melebihi 17% sepanjang tahun ini. Bahkan, untuk segmen utama perseroan yakni UMKM, Bank Sumut justru menetapkan target pertumbuhan moderat 20%.

"Kami akan memenuhi ketentuan pengawasan dari BI dan OJK. Pada tahun ini, kami tidak akan menargetkan muluk-muluk," ujar Edie kepada Bisnis, Rabu (23/4/2014).

Pada akhir tahun lalu, Bank Sumut mencatat penyaluran kredit Rp17,12 triliun dibandingkan dengan pada 2012 Rp15,32 triliun.

Selain itu, Edie memaparkan tingkat non performing loan (NPL) dan loan to deposit ratio (LDR) perseroan yang cukup tinggi juga menjadi alasan untuk lebih berhati-hati menyalurkan kredit.

Berdasarkan, laporan keuangan Bank Sumut pada akhir tahu lalu, NPL gross tercatat 3,83% dari sebelumnya 3%, sementara NPL net 1,4% dari 1,62%. Adapun, LDR Bank Sumut meningkat menjadi 107,31% pada 2013 dari 101,9% pada 2012.

Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah IX Sumut-Aceh Difi A. Johansyah menuturkan, menjelang Masyarakat Ekonomi Asean pada 2020 untuk perbankan, BI menginginkan perbankan dalam negeri lebih kuat dan efisien. Pada Februari 2014, BI Sumut-Aceh mencatat NPL perbankan 2,45% dengan LDR 97,08%.

"Pertumbuhan kredit di Sumut yang melambat pada Februari 2014, sudah sejalan dengan usaha untuk menstabilkan perekonomian Indonesia. Kami juga menginginkan NPL di Sumut terus terjaga," ucap Difi.

Difi meminta agar perbankan lebih fokus untuk menyalurkan kredit untuk segmen UMKM. Selain itu, bagi bank kecil, agar tetap fokus pada segmen utama untuk penyaluran kredit.

Pengamat ekonomi IAIN Sumut Gunawan Benjamin menilai wajar langkah hati-hati perbankan di Sumut untuk menyalurkan kredit. Pasalnya, kondisi likuiditas semakin ketat dan suku bunga acuan masih cukup tinggi.

"Apalagi ditambah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Ini wajar, tapi terlalu berhati-hati juga tidak baik, karena akselerasi pertumbuhan jadi lambat. Yang paling penting perbankan bisa mengantisipasi kemungkinan risiko kredit macet," pungkas Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper