Bisnis.com, JAKARTA – Survei oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat utilisasi produk dan jasa keuangan oleh perempuan pada 2013 mencapai 56,65%, namun tingkat literasi keuangan perempuan hanya 18,84%.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan belum optimal memanfaatkan produk dan jasa keuangan. Mereka baru aktif menggunakan sejumlah produk sederhana.
“Kebanyakan perempuan baru mengakses produk tabungan,” ujarnya, Selasa (11/11/2014).
Melihat kondisi ini, OJK mewajibkan seluruh pelaku industri jasa keuangan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, tak terkecuali perempuan. Literasi keuangan yang memadai akan membuat masyarakat mampu mengatur keuangan dengan baik.
Khusus terkait perempuan, OJK menilai kelompok ini patut mendapatkan perhatian khusus karena perempuan memiliki peran penting dalam pengaturan keuangan dalam keluarga.
Oleh karena itu, OJK menyambut baik segala jenis inisiatif yang dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan perempuan.
Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan bagi perempuan, Kusumaningtuti bersedia terlibat dalam gerakan Women Investment Series (Wise) yang digagas oleh Commonwealth Bank Indonesia.
Dalam gerakan tersebut, perempuan yang akrab dipanggil Tituk tersebut menjabat sebagai anggota advisory board.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
