Bisnis.com, NUSA DUA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana memprioritaskan strategi peningkatan literasi keuangan untuk kalangan pelajar dan pekerja profesional pada 2015 sebagai salah satu upaya memperdalam pasar industri keuangan di Indonesia.
Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sri Rahayu Widodo mengatakan rencana tersebut disesuaikan dengan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) yang telah dirancang oleh regulator.
Sebagai perwujudan rencana tersebut, OJK bakal berupaya untuk memasukkan materi mengenai industri keuangan ke dalam kurikulum sekolah. Seperti diketahui, OJK pernah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna mendukung rencana tersebut.
“Untuk SMA, sudah dimasukkan ke kurikulum. Kalau SMP tahun ini juga, mungkin bulan depan,” katanya usai kegiatan International Seminar on Financial Literacy for Women and SME’s di Bali, Rabu (26/11/2014).
Sri mengatakan materi di kurikulum tersebut bakal berisi penjelasan mengenai lembaga, pelayanan serta produk industri keuangan. Penjelasan tersebut diupayakan menggunakan penjelasan yang sederhana agar mudah dimengerti kalangan pelajar.
“Misalnya, tentang apa sih bank itu, apa sih asuransi itu, penjelasannya disesuaikan dengan daya tangkap anak-anak. Terminologi atau istilah yang dipakai lebih sederhana,” katanya.
Sementara itu, kalangan pekerja profesional juga menjadi sasaran OJK karena belum semua pekerja mengerti mengenai produk industri keuangan. Berdasarkan SNLKI, regulator akan kembali menggelar program peningkatan literasi keuangan terhadap pelajar dan pekerja profesional pada 2018.