Bisnis.com, SURABAYA - Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur menargetkan pendapatan jasa dari layanan treasury yang merupakan bagian dari aktivitas unit kerja dealing room bisa meningkat 25% pada tahun depan.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Hadi Sukrianto mengatakan sampai akhir tahun ini fee base income/pendapatan jasa treasury diprediksi Rp467 miliar naik 15% dari tahun lalu.
“Tahun depan diharapkan bisa tumbuh 20% sampai 25%, nilainya sekitar Rp600 miliar,” jelasnya di sela-sela gathering nasabah trade finance dan treasury di Surabaya, Senin (15/12/2014).
Menurutnya, peningkatan pendapatan jasa tersebut karena perseroan mengintensifkan layanan divisi treasury/pengelolaan dana. Bila perseroan selama ini menggenjot layanan di pasar uang (money market), maka ke depan akan diintensifkan transaksi pasar modal dan foreign exchange (forex).
Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim Djoko Lesmono mengatakan perseroan juga membuka layanan mata uang asing dolar Australia, Ringgit Malaysia dan Renminbi Tiongkok. Jumlah itu menambah layanan rekening yang sudah ada seperti Dolar Amerika Serikat, Pound Sterling, Yen Jepang, Euro, Dolar Hong Kong dan Dolar Singapura.
Pemimpin Divisi Dana/Jasa Luar Negeri Bank Jatim Revi Adiana Silawati menambahkan pendapatan jasa pengelolaan keuangan selama ini banyak disumbang dari pasar uang. Keberadaan dealing room diharapkan bisa meningkatkan sumbangan pendapatan dari pasar modal dan forex.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
