Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melek Produk Keuangan di Indonesia Masih Rendah. Ini Buktinya

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Setiono menilai Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain dalam hal literasi keuangan.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, DENPASAR--Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Setiono‎ menilai Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain dalam hal literasi keuangan.

Berdasarkan hasil survei pada 2013, tingkat well literasi masyarakat di Indonesia mencapai 21,8%, yang berarti dari 100 orang, hanya 22 orang paham tentang produk keuangan perbankan, asuransi, dana pensiun, dan pembiayaan.

Dia mencontohkan dalam hal asuransi, jumlah masyarakat yang paham akan produk keuangan ini sangat rendah, sehingga aset industri ini pada dua tahun lalu hanya Rp500 triliun, atau 7% dari total Gross Domestic Produk (GDP).

Bahkan, densitas atau perbandingan premi dan populasi asuransi di Indonesia hanya 77%, sedangkan Thailand 300%, China 201%, Malaysia 518%, Korsel 2.800%, dan Singapura 3.200%. Penetrasi asuransi di Indonesia 2,1%, jauh tertinggal dibandingkan dengan China 3%, India 3,9%, Malaysia 4,8%, Thailand 5,5%, Singapura 5,9%, dan Korsel 11,9%.

‎Menurut Kusumaningtuti, cara meningkatkan tingkat literasi tersebut dengan memperbanyak jumlah perencana keuangan atau financial planner.

"Mereka yang akan memberikan pemahaman mengenai layanan keuangan, resiko produk dan kepercayaan nasabah akan produk," jelasnya dalam Pembukaan Program Edukasi untuk 100 Mahasiswa Universitas Udayana, Nusa Dua, Senin (23/3/2015).

‎Dia menegaskan financial planner sangat penting memberikan pemahaman mengenai pengelolaan dan produk-produk keuangan. Dengan luasnya wilayah Indonesia, tugas perencana keuangan untuk meningkatkan tingkat literasi.

Peningkatkan jumlah perencana keuangan akan membantu menambah wawasan masyarakat sehingga untuk jangka panjang akan ikut mendorong stabilitas keuangan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper