Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MODAL VENTURA : Triwulan III/2015 Penyertaan Ekuitas Mengecil

Asosiasi Modal Ventura menyatakan ketersediaan sumber dana menjadi penghambat pengembangan industri untuk ekspansif dalam penyertaan saham
Triwulan III/2015, penyertaan ekuitas di modal ventura mengecil/investama.co.id
Triwulan III/2015, penyertaan ekuitas di modal ventura mengecil/investama.co.id

Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Modal Ventura menyatakan ketersediaan sumber dana menjadi penghambat pengembangan industri untuk ekspansif dalam penyertaan saham.

Rimawan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Indonesia menuturkan saat ini industri masih mengandalkan pembiayaan perbankan selain modal sendiri sebagai sumber ekspansi usaha. Akibatnya penyertaan ekuitas seperti yang seharusnya dilakukan oleh modal ventura (MV) sulit terealisasi.

"Jika penyertaan satu hingga tiga tahun pertama belum tentu menghasilkan, padahal utang tetap harus di bayar setiap bulan," kata Rimawan yang dikutip dari Bisnis Indonesia, Jumat (6/11/2015).

Selain itu, kata Rimawan, para pengusaha di Indonesia masih enggan bisnisnya dimasuki orang baru. Masuk dalam penyertaan saham membuat MV juga turut mengawasi alur bisnis. Masalah ini yang membuat sebagian besar pendiri enggan mengajukan partisipasi MV dalam ekuitas.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga triwulan III/2015 pembiayaan maupun penyertaan oleh MV mencapai Rp6,86 triliun. Jumlah ini meningkat dari capaian periode sama di 2014 yang membukukan pembiayaan dan penyertaan Rp6,41 triliun.

Namun dari jumlah ini, penyertaan saham justru terus menurun. Pada September 2014 bisnis dengan modal penyertaan mencapai Rp1,28 triliun dan obligasi konversi mencapai Rp719,60 miliar. Akan tetapi di September 2015 penyertaan saham tinggal Rp971 miliar dan obligasi konversi menjadi Rp792 miliar.

Data juga memperlihatkan pembiayaan bisnis MV dari hutang mencapai Rp4,7 triliun. Utang ini terdiri dari utang jangka pendek senilai Rp1,16 triliun serta utang jangka panjang Rp3,58 triliun. Utang jangka panjang ini Rp777 miliar berasal dari bank, Rp735 miliar dari industri keuangan non bank, sebanyak Rp2,06 triliun dari lembaga serta pinjaman subordinasi sebesar Rp165 miliar. Sedangkan ekuitas mencapai Rp3,92 triliun.

Hingga September total aset modal ventura mencapai Rp9,11 triliun tumbuh tipis dari capaian tahun lalu sebesar Rp8,98 triliun. Sedangkan laba bersih hingga triwulan III/2015 mencapai Rp203 miliar.

Meski begitu, Rimawan meyakini kedepan model penyertaan saham akan kembali marak seiring adanya aturan yang memaksa dari OJK agar MV memperbesar bisnis dalam bentuk penyertaan saham. Peningkatan penyertaan ekuitas ini juga semakin banyaknya bisnis yang mengandalkan aset tidak berwujud seperti hak cipta ataupun bisnis yang mengandalkan intangible asset lainnya.

"Pembiayaan konvensional akan kesulitan masuk pada intangible asset, maka ini peluang bagi MV karena sifat bisnisnya lebih fleksibel," katanya.

Rimawan mengharapkan seiring akan terbitnya beleid tentang MV, rencana OJK menghidupkan kembali pasar modal lapis dua sebagai cara modal ventura keluar dari penyertaan ekuitas dapat terwujud. Selain itu dia mengharapkan MV dapat kemudahan dalam memperoleh modal dari pasar modal seperti menerbitkan medium term note (MTN) ataupun Repo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper