Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) mengungkap kondisi makroekonomi, termasuk tingginya suku bunga dapat mempengaruhi pendanaan perusahaan modal ventura terhadap perusahaan rintisan (startup).
Selain itu, beberapa hal yang mempengaruhi penurunan pendanaan modal ventura ke startup antara lain kondisi tech winter serta geopolitik, di mana masih terjadi perang di beberapa negara.
Untuk awal tahun ini, pendanaan perusahaan modal ventura terhadap startup tampaknya masih menunjukan tren penurunan.
Ketua Umum Amvesindo Eddi Danusaputro mencatat pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Februari 2024 terkontraksi sebanyak 9,35% secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai tercatat sebanyak Rp16,49 triliun. Sementara pada 2023, pembiayaan modal ventura tercatat sebanyak Rp18,19 triliun.
“Pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Februari 2023 terkontraksi sebesar 9,35% yoy dengan nilai pembiayaan Rp16,49 triliun,” kata Eddi saat dihubungi Bisnis, Minggu (5/4/2024).
Di tengah kondisi suku bunga tinggi seperti sekarang ini, Eddi mengungkap bahwa perusahaan modal ventura masih aktif melakukan investasi, termasuk untuk kuartal-kuartal selanjutnya. Namun demikian, memang dirinya menyebut perusahaan modal ventura lebih selektif.
Baca Juga
Sebelumnya, Eddi sempat menyinggung bahwa tech winter masih terjadi pada tahun ini. Salah satu faktornya adalah suku bunga yang tinggi.
“Apakah tech winter akan berlanjut ke 2024? penerawangan kami masih. Kondisinya masih seperti itu, salah satunya karena tingkat suku bunga. Sektor bank di sini juga belum kelihatan menurunkan tingkat tubuh bunga,” ungkap Eddi dalam acara virtual Catatan Akhir Tahun 2023 Industri Financial Technology dan Ekonomi Digital yang digelar IFSoc, Jumat (29/12/2023).
Kendati demikian, Eddi meyakini investor masih melirik perusahaan rintisan terutama untuk perusahaan yang baru memulai (early stage). Namun, dia juga mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan startup, di antaranya untuk memperpanjang runaway atau jumlah waktu sebelum kehabisan dana.
"Runway yang tadi cukup untuk 12 bulan, dia harus dibikin 16 bulan. Caranya bagaimana? Ya, melakukan efisiensi. Mengurangi promo. Yang orang bilang bakar-bakar uang itu ya [dikurangi],” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Eddi mengatakan startup juga harus mengurangi ekspansi di tengah kondisi ini. Serta menunda peluncuran fitur baru dan sebagainya. Dia juga menyarankan agar startup bisa melakukan fundraising, tetapi dengan valuasi yang lebih masuk akal.