Bisnis.com, JAKARTA - Hingga akhir tahun 2015, akan ada 50 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang terintegrasi antar bank pelat merah.
Bank pelat merah tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk.
Direktur Consumer Retail BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan pada tahap pertama ini akan ada 50 ATM yang terintgerasi
Rencananya, 50 ATM Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) ini akan ada berada di Jakarta.
"Kita uji coba dulu. Akhir tahun ini ditargetkan total keempat BUMN ada 50 ATM. Ini butuh direview, jalan trus kita evaluasi," ujarnya di Bursa Efek Jakarta, Senin (9/11/2015).
Pada kuartal I/2016, lanjut Anggoro, akan ada 800 ATM yang saling terintegrasi antar bank BUMN dan akan ditempatkan di kota besar di Indonesia.
"Kuartal I tahun depan ada 800 ATM dimana masing-masing bank 200 ATM. ini perlahan dulu karena total ATM kan sekitar 50.000," katanya.
Guna merealisasikan integrasi ATM tersebut, bank-bank BUMN telah sepakat untuk menunjuk salah satu perusahaan switching untuk bekerja sama.
"Proses switching ini akan dilakukan pada tahun depan. Saat ini masih dalam tahap pengkajian," ucap Anggoro.
Beberapa waktu lalu muncul rencana penggabungan atau merger anjungan tunai mandiri (ATM) milik bank-bank BUMN.
Dengan penggabungan merger ATM bank-bank BUMN ini akan meningkatkan efisiensi secara bertahap. Pasalnya, setiap bank pasti memiliki rencana penambahan ATM setiap tahunnya.
"BNI saja setiap tahun menambah 2.000 ATM. Satu mesin ATM biaya operasionalnya per bulan sekitar Rp15 juta. Kalau ke depan satu ATM dibagi empat maka biaya akan dibagi empat. Efiensi akan bertahap," tuturnya.
Dengan rencana merger ATM bank BUMN, tambah Anggoro, akan lebih efisiensi dan perkembangannya akan lebih sehat.
Selain dari itu, ATM Himbara ini memudahkan nasabah untuk mengaksesnya.
"Satu tantangan yang akan dihadapi dari integrasi ini lebih ke operasional saat berjalan karena fitur-fitur ATM tersebut harus sama," ucap Anggoro.