Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan mencatat hingga triwulan III/2015 total kredit kelautan dan perikanan telah mencapai Rp20,19 triliun. Jumlah ini telah tumbuh 12,40% (year-to-date sejak 1 Januari 2015).
Namun, jika dihitung dengan periode yang sama tahun lalu (yoy), kredit ke sektor maritim ini telah tumbuh 22,94% dibanding 30 September 2014 (yoy). Pertumbuhan kredit kelautan dan perikanan tumbuh lebih tinggi dari ata-rata seluruh industri yang tumbuh 11,09% (yoy).
Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan mengatakan otoritas bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Industri Perbankan serta Industri Keuangan Non Bank (IKNB) terus memperluas program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan Guideline) untuk semakin meningkatkan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan.
Jumlah bank yang mengikuti Program Jaring sejak diluncurkan Mei lalu telah bertambah lima menjadi 13 bank. Ini pertanda positif terhadap berjalannya Program Jaring ke depan sesuai dengan cita-cita Pemerintah, kata Muliaman, dalam pernyataan resminya, Sabtu (14/11/2015).
Muliaman mengatakan khusus penyaluran kredit baru melalui program Jaring oleh Bank Partner sampai dengan akhir September 2015 telah mencapai Rp4,41 triliun atau 82,09% dari target agregat 8 Bank Partner sebesar Rp5,37 triliun.
Selain itu, otoritas juga menekankan risiko kredit di sektor perikanan dan kelautan semakin mengecil. Rasio kredi bermasalah (Non-performing Loan/NPL) sektor kelautan dan perikanan dalam 4 tahun terakhir menjadi sebesar 2,13% per 30 September 2015. Lebih rendah dibandingkan dengan NPL seluruh industri yang mencapai 2,76%.
"Indikator ini mencerminkan kinerja sektor yang semakin baik untuk menjawab tantangan persepsi kurang positif bahwa sektor kelautan dan perikanan memiliki risiko yang sangat tinggi," katanya.