Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyatakan ruang penurunan suku bunga kredit tahun ini terbuka lebar seiring upaya perseroan menekan cost of fund dengan menggenjot pengimpunan dana murah.
Direktur Retail & Funding BTN Sis Apik Wijayanto mengatakan salah satu upaya tersebut dengan meluncurkan berbagai program yang berpotensi meningkatkan jumlah tabungan, seperti program Simpanan Pelajar (SimPel) dan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).
“Sedikit-sedikit ini kalau dikumpulkan jadi gunung, sehingga harapannya kalau SimPel dan Laku Pandai berhasil, maka cost of fund secara umum bisa turun, pada akhirnya menurunkan lending rate,” katanya, belum lama ini.
Dengan penurunan suku bunga kredit ini, market share kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan diharapkan bakal meningkat. Adapun hingga akhir tahun lalu, perseroan membidik pertumbuhan KPR sebesar 17% hingga 18% dibandingkan penyaluran KPR 2014 senilai Rp102,61 triliun. Pada 2016, penyaluran KPR BTN diproyeksikan bakal tumbuh 19% hingga 21% dibandingkan pencapaian akhir 2015.
Sementara per akhir November 2015, BTN telah membiayai kepemilikan perumahan sebanyak 437.800 unit dengan rincian 261.000 rumah subsidi dan 176.800 unit untuk rumah non subsidi. Tahun ini, bank spesialis perumahan segmen menengah ke bawah ini membidik pembiayaan rumah sebanyak 600.000 hingga 700.000 unit.
Sementara itu, hingga September 2015, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan mencapai Rp124,47 triliun atau naik 22,22% secara y-o-y dari Rp101,84 triliun. Komposisi dana murah (current account saving account/CASA) mencapai Rp46,54%, sedangkan sisanya sebesar 53,46% merupakan deposito.