Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fintech P2P Amartha Bicara Rencana Bisnis pada 2025

Fintech P2P lending Amartha mengungkapkan rencana bisnis pada tahun depan.
Founder & Chief Executive Officer (CEO) Amartha, Andi Taufan Garuda Putra (kiri)./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti .
Founder & Chief Executive Officer (CEO) Amartha, Andi Taufan Garuda Putra (kiri)./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti .

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) mengungkap rencana bisnis pada 2025.

Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengungkap bahwa perusahaan tetap fokus membesarkan bisnis di luar Jawa pada tahun depan. Beberapa wilayah yang akan difokuskan antara lain Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara. 

“Jadi, kami [berusaha] untuk dapat deepening [memperdalam] market share kami. Awal tahun ini misalnya, kami mulai masuk ke Kalimantan dan sekarang di sisi Kalimantan juga hampir semua profit,” kata Taufan dalam Editor Gathering Amartha pada Selasa (26/11/2024) di Jakarta. 

Taufan mengatakan perusahaan juga membesarkan bisnis di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mana akses permodalan di sana masih terbatas. Menurutnya masih banyak potensi di sana yang dapat digarap, serta potensi ekonominya masih terus berkembang. 

Dari sisi produk, Taufan mengatakan bahwa pihaknya akan terus berinovasi. Salah satu produk digital yang diluncurkan perusahaan tahun ini adalah AmarthaFin. Platform digital tersebut dapat gunakan untuk melakukan investasi, mengajukan pinjaman, membeli produk PPOB, pembelian pulsa, hingga membayar tagihan listrik. 

Taufan mengatakan dengan platform digital tersebut, Amartha juga berharap bisa lebih mengedukasi masyarakat secara digital. 

“Jadi, bagaimana mereka berinteraksi dengan Amartha melalui platform aplikasi AmarthaFin. Tapi ini juga tantangan, terutama bagaimana masyarakat di daerah-daerah lebih nyaman untuk berinteraksi dengan Amartha melalui aplikasi,” katanya. 

Tidak hanya sampai di situ, Taufan mengatakan bahwa menjaga pendanaan yang sehat juga masih menjadi prioritas perusahaan pada tahun depan. Perusahaan berharap dapat terus mempertahankan tingkat kredit macet atau TWP 90 terjaga. 

Caranya adalah dengan memahami risiko berbagai macam sektor secara granular dan ideal. Taufan menegaskan sebagai penyelenggara fintech P2P lending perusahaan harus memiliki kemampuan untuk memetakan risiko secara mendalam, baik berdasarkan perbedaan provinsi, wilayah, maupun sektor usaha yang dilayani.

Setelah risiko tersebut diidentifikasi, Amartha dapat menentukan tingkat toleransi risiko atau risk appetite yang sesuai dengan strategi bisnis.

Taufan juga menyinggung terkait dengan bunga fintech P2P lending pada tahun depan. Untuk sektor konsumtif, bunga akan turun menjadi 0,2% per hari pada 2025, dari sebelumnya 0,3% pada 2024.

Sementara sektor produktif, suku bunga maksimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2025 adalah sebesar 0,1% per hari. Angka ini sama dengan batas yang ditetapkan pada 2024. Amartha sendiri bergerak di sektor produktif, di mana bunganya masih akan tetap pada tahun depan.    

Taufan menyebut bahwa perusahaan tak masalah dengan bunga yang ditetapkan regulator. Terlebih tingkat pengembalian tersebut masih masuk pada cap bisnis perusahaan. 

Rate kami juga kan dari 16%, 20%, hingga 24% setahun. Jadi, rate-nya kami lumayan kompetitif di pasar, dan kami juga bisa dapet borrower yang berkualitas juga. Masih sesuai dengan cap bisnisnya kami juga,” katanya. 

Saat ini, Amartha telah melayani 50.000 desa di 19 provinsi. Dari sisi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar 2,7 juta pelaku suda menerima permodalan dan pendampingan dari Amartha.

Jumlah modal usaha yang telah disalurkan mencapai sebanyak 23,9 triliun dengan TWP90 masih terjaga mencapai 2,71% yang mana masih di bawah batas yang ditetapkan OJK yakni 2,71%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper