Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERBANKAN SYARIAH: Jalan Terjal Menuju Pangsa Pasar 5%

Tampaknya industri perbankan syariah ini belum banyak menarik minat.
Ilustrasi. Pendidikan memang hanya jadi salah satu jalur untuk mengembangkan bank syariah. /Bisnis.com
Ilustrasi. Pendidikan memang hanya jadi salah satu jalur untuk mengembangkan bank syariah. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Data Sensus Penduduk 2010 menunjukkan 87,18% atau 207 juta jiwa dari total 238 juta jiwa penduduk Indonesia beragama Islam. Namun, angka tersebut dinilai tidak selaras dengan penetrasi perbankan syariah di Indonesia yang konon identik dengan penduduk muslim.

Lihat saja, Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan mencatat, pangsa pasar bank syariah per Januari 2016 hanya 4,71%.

Persentase itu cenderung menjauh dari level 5% yang digadang-gadang sebagai target psikologis sejak lebih dari 5 tahun lalu. Kemudian, target tersebut disebut dengan 5% trap. Hal ini disayangkan, mengingat perbankan syariah di Indonesia telah berkembang sejak era 1990-an.

Masuknya sistem syariah dalam dunia perbankan ini ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia melalui penandatanganan akta yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia pada 1 November 1991.

Bahkan, adanya perbankan syariah ini pun dikukuhkan melalui penerbitan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1990 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil, yaitu terkait dengan kegiatan usaha bank syariah. Kemudian, pada 1 Mei 1992, Bank Muamalat resmi beroperasi.

Meski telah berkembang lebih dari 20 tahun, tampaknya industri perbankan syariah ini belum banyak menarik minat. Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan masyarakat masih awam dengan perbankan syariah Indonesia.

“Banyak yang pilih ke bank konvensional alasannya tidak ribet. Pemahaman seperti ini yang mesti diluruskan dan masih jadi PR kita bersama,” katanya. Reza menambahkan dunia pendidikan dan keuangan memiliki peran penting dalam membangun pemahaman kepada masyarakat tersebut.

Selain memberikan pemahaman kepada masyarakat awam, dua sektor industri ini pun perlu membentuk sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memasuki perbankan syariah. Pada industri perbankan syariah sendiri, praktik membentuk pemahaman tersebut sudah mulai dilakukan.

Direktur PT Bank Syariah Bukopin Aris Wahyudi mengklaim bahwa perseroan memberi dukungan pada dunia pendidikan melalui berbagai hal, mulai dari pembiayaan, pendanaan, transaksi, hingga corporate social responsibility (CSR) untuk membentuk SDM yang kompeten di perbankan syariah.

Dia menyebutkan porsi pembiayaan pada sektor pendidikan mencapai 10% dari total portofolio pembiayaannya. Menurutnya, sepanjang tahun lalu BSB telah menyalurkan pembiayaan Rp444 miliar pada sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga universitas. “Sebagian besar ke sekolah Muhammadiyah, tersebar di seluruh Indonesia, sekitar 56%,” ujar Aris.

Adapun untuk pendanaan, perseroan memiliki sejumlah program, seperti tabungan iB Siaga BSB, Simpanan Pelajar (Simpel) iB untuk siswa yang merupakan inisiatif OJK, serta tabungan khusus pendidikan.

Sementara itu, perseroan juga menyediakan fasilitas pembayaran SPP online serta co-branding kartu ATM sebagai kartu mahasiswa.

Aris juga menyebut untuk membangun SDM yang berkualitas di dunia perbankan syariah, perseroan juga memiliki aplikasi mini bank. Aplikasi ini dibentuk persis seperti bank syariah sesungguhnya, dengan tujuan memberi pembelajaran bagi mahasiswa dalam mengelola bank. “Mengelola bank secara mini, baru kerja sama dengan tiga perguruan tinggi untuk ini,” katanya.

Sama dengan BSB, PT Bank Muamalat Indonesia pun memiliki aplikasi serupa untuk membantu menciptakan lulusan universitas terbaik dalam bidang perbankan syariah. Aplikasi mini bank Bank Muamalat ini salah satunya akan dibuka di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Kami kerja sama dalam hal mahasiswa atau lulus yang siap untuk terjun membangun perbankan dan ekonomi syariah,” Irlan Purnama, Transactional Banking Division Head Bank Muamalat.

Selain minibank, Bank Muamalat juga memberi dukungan pada dunia pendidikan melalui fasilitas virtual account, cash management system, dana pensiun Bank Muamalat, cobranding Bank Muamalat, payroll Bank Muamalat, dan pemanfaatan fasilitas perbankan lainnya milik Bank Muamalat.

Pemanfaatan fasilitas ini utamanya diberikan kepada pihak universitas yang telah bekerja sama dengan Bank Muamalat.

Pendidikan memang hanya jadi salah satu jalur untuk mengembangkan bank syariah. Di luar itu, banyak upaya lainnya yang harus dilakukan secara bersinergi antar seluruh pihak, terutama pemerintah, untuk keluar dari jebakan 5% tersebut. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (18/4/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper