Memulai bisnis itu seperti cerita Rangga dan Cinta dalam Ada Apa dengan Cinta. Tahun 2002 mereka menjalin cinta. Lalu menunggu 14 tahun kemudian.
Ada yang bertanya, kok cinta sih, Pak?
Jawaban saya, iya, cinta. Soalnya rejeki itu rahmat, sama artinya dengan cinta.
Sepanjang 5 tahun Rangga bertualang ke Amerika, akhirnya dia putus dengan Cinta. Alasannya? Dia merasa tidak mampu mandiri, tidak cepat lulus dan tidak bekerja, sehingga dia tidak ingin membuat Cinta lama menderita menunggu.
Menunggu dan menunggu. Seperti itulah.
Saya memulai berbisnis 10 tahun lalu. Kalau mau menunggu mapan, baru memulai bisnis itu ya seperti Rangga dan Cinta. Mau menunggu 14 tahun, sampai temannya punya anak 3. Kalau tidak ada keberanian ya tidak berani mengucap kata cinta.
Memulai bisnis itu butuh kekuasaan. Nah, ini yang sering dilupakan. Seperti Rangga dalam pikirannya selalu merasa tidak cukup uang. Selalu merasa tidak mampu.
Memulai bisnis, tidak masalah mau invest Rp100 juta, atau Rp500 juta, tidak akan pernah cukup, namanya investasi. Para konglomerat juga demikian, mungkin perlunya bisa sampai ratusan triliun rupiah baru bisa merasa cukup.
Memulai bisnis itu butuh kekuasaan. Oleh karena itu, kekuasaan itu bisa dipinjam. Oom Liem dulu, contohnya, memulai usaha Indocement juga nunggu kekuasaan Pak Harto.
Jadi, bila Anda pasangan muda dan ingin memulai bisnis, caranya pinjam kekuasaan atasan, mantan boss, teman direktur atau paman, aa, teteh, atau IMF (ibu, mertua dan family).
Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit. goenardjoadi @ gmail.com